Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Suatu Evaluasi Kritis Terhadap Pendekatan Inklusif Kristen Dalam Berteologi Religionum

Keberagamaan merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan manusia ( semen religio ) sebagai ciptaan Allah. Sebagai makhluk homo religio , setiap orang pasti memeluk agama-agama tertentu. Keberagaman keagamaan manusia tersebut pada dasarnya memiliki sifat fanatik di dalam dirinya sendiri yang dalam interaksinya dengan agama-agama lain berakibat timbulnya konflik dengan agama-agama yang lain yang sama memiliki kefanatikan di dalam ajaran dan praktek keagamaannya. Maka, dengan situasi masyarakat agama-agama yang homo homini lupus membuahkan kekerasan atas ‘nama agama’. Dalam hal ini, kekristenan tidak hidup dalam kesendirian melainkan selalu berinteraksi dengan agama-agama yang lain, yang jika tidak mempunyai sikap yang baik dan toleransi, tentunya konflik akan menjadi tantangan yang sangat serius. Oleh sebab itu, khususnya kekristenan perlu melakukan suatu pendekatan-pendekatan yang tepat, guna kepentingan keharmonisan dan sikap saling menghargai di

RESTU ORANGTUA DALAM PERNIKAHAN ANAK: HARUSKAH ?

           Pernikahan dalam kekristenan merupakan suatu hal yang sangat sakral dan dijunjung tinggi sebagai komitmen “dipersatukan” di hadapan Tuhan seumur hidup . Pernikahan haruslah penuh dengan keindahan, kekudusan dan kesatuan hati diantara kedua pribadi yang dipersatukan dalam ikatan pernikahan, oleh sebab itu Tuhan menginginkan agar pernikahan itu haruslah pernikahan yang sungguh-sungguh merupakan komitmen (bukan coba-coba/paksaan), dan harus dijalani seumur hidup. Hanya maut yang dapat memisahkan ikatan yang sudah dibentuk tersebut.             Namun, s eringkali di dalam proses untuk mengikatkan dua pribadi menjadi satu yang dilandasi oleh kasih dan komitmen tersebut, mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Salah-satu hal yang menjadi pergumulan di dalam ikatan ini adalah ketiadaan “restu/persetujuan orangtua” terhadap ikatan bersatunya kedua hati dalam satu ikatan cinta. Seringkali ada banyak orangtua yang tidak mendukung komitmen pe