tag:blogger.com,1999:blog-69127102211695503292024-03-26T23:37:41.722-07:00MENEMUKAN KEHENDAK ALLAHTuhan mengehendaki kita hidup dan berjalan seturut dengan kehendak-Nya. maka di dalam relasi itulah Tuhan ingin selalu kita bersekutu dan Ia mau menyatakan setiap kehendak-Nya di dalam setiap pengalaman-pengalaman hidup kita.Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-69841959267935727022011-12-03T05:11:00.000-08:002011-12-03T05:11:41.899-08:00Pentingnya Kepemimpinan Kristen yang Visioner<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5NkcRRpYqxqwi7nRRsCrLk86TJlqsNXjnParQ7E2DLl9eUXlSXBCsMU3zgKHwsSwOXbP2zpde9cA7FNJb2MZhupONYX-5QXjitepEuX0YaNKGQ-V49rHiKgKTr4HF-S0aMeEXdZ43KUU/s1600/leader1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5NkcRRpYqxqwi7nRRsCrLk86TJlqsNXjnParQ7E2DLl9eUXlSXBCsMU3zgKHwsSwOXbP2zpde9cA7FNJb2MZhupONYX-5QXjitepEuX0YaNKGQ-V49rHiKgKTr4HF-S0aMeEXdZ43KUU/s200/leader1.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> Kepemimpinan yang sehat akan menghasilkan suatu organisasi yang sehat. </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Dan, o</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">rganisasi yang sehat merupakan suatu organis yang bertumbuh</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> dan</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> bergerak </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">serta</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> semua komponennya berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya membuahkan hasil yang baik bagi organisasi itu sendiri</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> dan berdampak bagi lingkungannya</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Kepemimpinan yang sehat dan organis tentunya didukung oleh beberapa faktor pendukung penting sebagai roda yang menggerakkan kepempimpinan itu ke suatu arah yang dituju bersama. Salah satu faktor penting dalam kepemimpin yang sangat menentukan berhasil tidaknya kepemimpinan suatu organisasi atau gereja, yaitu <i>visi</i> dari seorang pemimpin. Hendry Kissinger mengatakan, “Seorang pemimpin adalah seorang individu pencipta visi yang menggerakkan orang-orang dari tempat dimana mereka berada ke tempat dimana mereka belum pernah ada. Dengan visi maka suatu organisasi akan bergerak dengan pasti pada apa yang dicita-citakan, namun sebaliknya bisa visi tidak dimunculkan oleh pemimpin maka tentunya arah gerak suatu organisasi akan terombang-ambing. Amsal mengatakan demikian, “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat” (Amsal 29:18). ‘Wahyu’ ‘penglihatan’, ‘mimpi’, itulah yang tertulis dalam Alkitab. Dan apa yang dikatakan Alkitab itu benar. Seorang pemimpin harus punya visi. Eka Darma Putera, menggambarkan ketiadaan pemimpin yang punya visi sebagai suatu keadaan yang bergerak tanpa arah, serta sibuk dengan diri, tanpa makna. Dan, hasilnya hanyalah kepenatan, tanpa tahu untuk apa.<span> Tulisan</span> ini akan berusaha menganalisa pemahaman lebih mendalam mengenai visi dan pemimpin yang visioner kemudian mencoba mengemukakan betapa pentingnya visi itu bagi seorang pemimpin yang visioner.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Pemahaman Awal tentang Visi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Lovett H. Weems, Jr. mengatakan bahwa visi itu adalah sebuah mimpi atau gambaran kemungkinan ke depan. “<i>It is a dream. It is a picture of a preferred future</i>”. Lebih jelasnya bisa dikatakan demikian, “visi adalah suatu ihwal melihat, suatu ihwal mendapat persepsi tentang sesuatu yang imajinatif, yang memadukan pemahaman yang mendasar tentang situasi masa kini dengan pandangan yang menjangkau jauh ke depan”. Visi menunjukkan suatu pandangan sekilas dari masa depan yang kita inginkan dan yang kita pikir seharusnya demikian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Berdasarkan kharakternya, kita juga bisa memberikan satu konsep aktual mengenai visi. Karakteristik visi dari Kouzes dan Posner seperti dikutip oleh Wafford, mengatakan bahwa, Visi berasal dari kata yang secara literal “melihat”. Tidak ada kata yang lebih baik untuk menjelaskan kemampuan melihat ke depan (<i>forward-looking</i>) dan memahami potensi-potensi yang ada di masa depan (<i>foresighted</i>). Jadi, visi mengandung pengertian sebagai suatu orientasi <i>masa depan. </i>Sebuah visi adalah gambaran tentang apa yang bisa terjadi. Walt Callestad mengatakan, “<i>The future will be what you envision it to be</i>”. Artinya, visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi di masa depan, menentukan masa depan seperti apa yang kita harapkan demikian. Visi menyajikan gambaran perubahan dari suatu organisasi dan mendorong dilakukannya tindakan menuju ke arah perubahan yang lebih baik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Sumber Visi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Bob Gordon, menjelaskan pandangannya bahwa </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">dalam kekristenan, </span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">visi datangnya dari Tuhan dan merupakan pekerjaan Tuhan di dalam seseorang. Roh Tuhan yang bekerja dalam diri seseorang yang didiami-Nya pada saat-saat perjumpaannya dengan Tuhan. Dia-lah yang menciptakan visi itu dan kita tinggal menerimanya saja. Bishop Rueben P. Job mengatakan bahwa, “<i>The vision is a gift from God. It’s the reward of the disciplined, faithful, and pantient listening to God</i>”. Visi merupakan pemberian dari ‘mata iman’ untuk melihat yang tidak kelihatan, untuk mengetahui apa yang tidak mampu diketahui, dan memikirkan apa yang tidak mampu dipikirkan. Lalu, visi itu menjadi titik temu atau sasaran – arah gerak kita sebagai umat-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Adanya visi Tuhan, mendorong kita melangkah maju menuju sasaran yang termuat di dalam visi-Nya. Kalau seorang pemimpin tidak mempunyai visi dari Tuhan, ia akan ‘mandek’ dan ‘mati’.<span class="MsoFootnoteReference"><span> </span></span><span>Jadi, Visi bukan hasil dari pengamatan kita tentang apa yang perlu dilakukan atau apa yang ingin dicapai, melainkan suatu petunjuk ilahi yang ditanggapi oleh manusia dan Dia yang memanggil manusia untuk mulai bertindak.</span> <span><span> </span>Visi dari Tuhan merupakan panggilan bagi manusia. Panggilan Tuhan adalah panggilan yang efektif, artinya bahwa visi Allah yang ia tanamkan dalam diri seorang pemimpin pasti terlaksana. Itu sebabnya penting bagi seorang pemimpin untuk mendapatkan visi yang bersumber dari Allah sendiri. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Poin penting selanjutnya ialah, visi timbul karena adanya hati yang terbeban untuk mengetahui serta melakukan kehendak Tuhan dan untuk menjadi apa pun yang dikehendaki Tuhan. Dan, tujuan visi Allah tidak lain adalah untuk membangun tubuh Kristus, dimana Dia adalah kepala kita. Dan kepala memberikan kita visi dengan perintah yang sangat jelas. <b>Di sinilah letak perbedaan seorang pemimpin kristiani dengan pemimpin sekuler. Kekristenan selalu berawal dari Allah, Allah yang mengerjakan bagi umat-Nya dan Allah yang menuntun dalam mencapai visi itu untuk membangun tubuh Kristus.</b> Sedangkan pemimpim sekuler lebih melihat pada fenomena-fenomena dan kecenderungan-kecenderungan yang lebih baik ke depan. Itu biasanya berasal dari dalam diri manusia, bukan pewahyuan ilahi. Serta tujuan akhir, dilihat hanya untuk keperluan kepuasan, kebaikan manusia saja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Pemimpin yang Visioner<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>John Maxwell mengatakan demikian, “Dalam hukum kepercayaan, sang pemimpin harus menemukan impiannya (visi) baru pengikutnya. Tetapi, pengikut menemukan pemimpinnya baru impiannya”. Artinya pertama-tama dalam diri pemimpin harus tertanam visi Allah dalam dirinya, dan pengikut pertama-tama tidak mau tahu tentang visi pemimpinnya melainkan mereka hanya ingin “seorang pemimpin” yang dapat dipercaya. Itulah sebabnya tanggungjawab menjadi pemimpin yang visioner sangat ditekankan dan diharapkan ada di dalam diri setiap pemimpin. Artinya seorang pemimpin tidak boleh mengharapkan visi itu datangnya dari pengikutnya, melainkan dia sendiri yang harus menemukan visi itu dan membagikannya bagi pengikutnya untuk dicapai bersama-sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span><span> </span>Dilihat dari sudut pandang kepemimpinan motivasional, Pemimpin disebut visioner atau pemimpin yang punya visi yaitu jika dia adalah orang yang imajinatif dan aktif merancang strategi sampai suatu hari kelak inovasinya akan sesuai dengan kebutuhan pelanggan di masa depan dan mendatangkan untung besar. Bila seorang pimpinan telah menawarkan sebuah visi kepada timnya, artinya dia telah membuat sebuah gambaran mental akan masa depan yang makmur bagi mereka, menciptakan rasa memahami inspirasi dan harapan diantara para anggota tim dan memotivasi mereka demi berjuang untuk mencapai visi itu. Jadi, kepemimpinan yang visioner mutlak diperlukan namun tidak hanya sampai di situ, melainkan ia juga harus mampu merancang strategi untuk mencapai visi itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Pentingnya Visi Bagi Pemimpin Visioner<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Andreas Harefa, mengomentari demikian, “Sosok seorang pemimpin visionaris adalah orang yang mampu melihat ‘<i>status guo’</i> dan kemampanan yang ada tidak sesuai dengan kehendak Allah; mampu melihat sebuah ide atau impian tentang masa depan yang secara mendasar lebih baik, lebih manusiawi, dan lebih diperkenankan oleh Tuhan sebagai sebuah kenyataan yang mungkin diciptakan lewat perjuangan dalam ketaatan kepada Allah; memiliki minat dan perhatian yang amat besar terhadap potensi manusia yang ada, yang mengejar kesempurnaan sebagai ciptaan Allah; mengambil inisiatif dengan menerima tanggungjawab untuk melaksanakan perubahan yang diyakini sebagai panggilan hidup di dunia.” Beranjak dari kondisi yang seperti inilah, seorang pemimpin visioner menempatkan visi itu sebagai tumpuan kaki untuk melangkah keluar dari </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">‘</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">status guo</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">’</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">, dan mencapai mimpi bersama dengan kelompok organisasi yang dipimpinnya. Oleh sebab itu seorang pemimpin tidak boleh tidak, harus punya visi bila ingin menjadi pemimpin yang baik dan membawa perubahan bagi kelompok yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, visi mutlak penting bagi kepemimpinan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Visi Menggerakkan Organisasi/ Gereja yang Dipimpin.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Bergerak artinya berpindah dari apa yang ada hari ini menuju ke masa depan. Sebuah visi yang besar bila dibagikan oleh seorang pemimpin bagi para anggotanya dengan baik, akan menggerakkan mereka untuk mengambil tindakan aktif di dalam visi itu. Seorang tokoh terkemuka, <span> </span>Dr. Martin Luther King Jr. yang berdiri di Tangga Lincoln Memorial, berbicara di depan 250.000 orang. Pada waktu berbicara, dia menyampaikan sebuah visi. Dia berbicara mengenai harapan masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk orang kulit hitam Amerika, tetapi untuk semua orang Amerika. Dia menyatakan demikian, “Saya memiliki sebuah Impian (<i>I have a dream</i>).” Dia menyatakan visinya dengan jelas, dengan cara yang bersemangat, optimis, dan membuat orang lain juga merasakan semangat yang sama, impian dan visinya itu telah menggerakkan bangsa itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Visi yang menarik akan menantang anggota tim untuk melakukan suatu perubahan besar yang bergerak ke arah yang lebih baik. Visi haruslah membawa pada satu perubahan dan menjadi impian bagi banyak orang. Visi menjadi jawaban bagi kegelisahan individu terhadap keinginan untuk mengalami perubahan. Hanya dengan visi yang seperti inilah suatu badan atau organisasi akan bergerak dengan penuh kerelaan dan pengharapan penuh untuk mencapai perubahan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Keberhasilan suatu organisasi atau gereja dalam menggerakkan anggota tim, bergantung sejauhmana semangat dan kerinduan dari visi itu menginsipirasi orang lain untuk melakukan tindakan. Sebesar apa suatu organisasi mengalami pergerakan ditentukan oleh sebesar apa visi yang ditanamkan bagi organisasi. Tidak <span> </span>ada perubahan yang besar yang melebihi visi yang dicita-citakan bersama. Martin Lither King berhasil menggerakkan bangsanya, karena ia memiliki visi yang cukup besar untuk perubahan bagi bangsanya. Dan, pergerakan yang terjadi tidak melampaui dari apa yang diimpikan olehnya terjadi atas bangsa Amerika. Artinya tidak ada pergerakan tak terduga yang melebihi dari apa yang pernah dicita-citakan bersama. visi menentukan pergerakan dan arah gerak suatu organisasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Visi Menentukan Tujuan dan Tujuan Menyatakan Arah dan Sasaran Sebuah Organisasi</span></b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Bob Gordon mengatakan, “Ketiadaan visi akan membawa orang-orang hanyut ke dalam keberadaan yang tanpa arti, tanpa tujuan dan tidak efektif”. Oleh sebab itu visi sangat penting untuk memberi petunjuk. Memungkinkan kita mengetahui kemana kita akan melangkah dan apa yang hendak kita capai. Wafford, mengungkapkan bahwa visi seumpama </span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">“</span><i><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">gyros</span></i><i><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">”</span></i><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> (semacam kompas) yang menentukan suatu arah yang benar bagi organisasi. Dengan visi yang jelas, maka ke sanalah segala usaha diberdayakan dan difokuskan.<span><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Visi memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Sebuah visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi di masa depan. Arah yang specifik dan yang dapat dikenali, tidak berubah atau berbelok secara tak terduga, mempermudah dalam pencapaian sasaran. Sebuah visi memiliki cara yang unik untuk mengarahkan gerakan organisasi secara positif. Visi memberikan gambaran mental yang sesuai buat kita dan membuat orang-orang tetap memiliki “gambaran besar”. Visi menentukan peta perjalanan untuk menuntun <span>mengarahkan</span> kita. Kita tidak akan pernah tahu ke mana kita harus melanjutkan perjalanan jika kita tidak tahu kemana kita akan pergi. Visi menentukan arah perginya sebuah organisasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Kemudian, visi itu juga ibarat sebuah magnet, artinya bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisasi mendapat arahan dari visi. Visi menegaskan aksi seseorang atau suatu organisasi dan visi menjadi inti (<i>core</i>) sasaran yang hendak dicapai. Arah gerak organisasi menjadi terarah, karena dikendalikan oleh visi yang ada, dan arah yang dicapai tidak lain adalah mewujudkan visi itu dalam kenyataan yang sesungguhnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Itu sebabnya, seorang pemimpin visioner harus bisa tampil di depan dan mendeklarasikan visi organisasi itu, memimpin mereka, mendorong, mengarahkan dengan tetap bersandarkan pada visi yang diyakini bersama. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Visi Memberi Motivasi dan Harapan Bagi Organisasi<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Kesatuan sebuah group yang dihadirkan dalam sebuah ide di dalam visi, bukan</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> hanya disebabkan oleh</span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> kharisma seorang pemimpin atau loyalitas suatu organisasi. Visi menghadirkan pemahaman umum dari realitas dan masa depan. Dan juga mempersuasi suatu group untuk beraksi, itu adalah kekuatan dari visi. Visi bisa mempengaruhi organisasi hanya apabila para anggota menerima dan mau berkomitmen pada visi tersebut. Barulah visi itu menjadi sumber motivasi yang kuat dan menyatukan. Itu artinya bahwa visi harus juga dikomunikasikan dengan baik sehingga mampu menggugah dan memotivasi untuk dilakukannya tindakan nyata secara bersama-sama. Visi yang baik akan menggugah imajinasi orang. Hal itu sangat tergantung pada sejauh mana para pemimpin itu sendiri tergugah oleh sasaran itu. Jika imajinasi mereka tidak menyala-nyala, mereka tidak akan membakar imajinasi orang lain. Apa yang harus terjadi di masa yang akan datang, yang hanya dapat dilihat oleh para pemimpin, sekarang disampaikan di depan mata, sehingga orang lain dapat melihatnya dan termotivasi untuk ambil bagian dalam visi itu. Visi yang baik akan menantang orang untuk berpartisipasi, serta mereka secara pribadi tertantang untuk mewujudkan tujuan itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Brian Tracy, mengatakan bahwa diantara 3.000-an penelitian yang pernah dia baca, ia menyimpulkan dengan menempatkan visi pada tempat teratas dari daftar kualitas kepemimpinan pada umumnya. Visi, menurut tracy, memunculkan harapan, dan harapan adalah motivator yang <i>ampuh</i>. Visi bisa mengubah pikiran dan hati seseorang apabila mereka menerima visi tersebut sebagai visi mereka sendiri. Visi yang mengubahkan adalah visi yang mengilhami pengikutnya yang mendorong mereka memberikan pengabdian dan bertindak. Visi yang memotivasi memungkinkan pengikut visi itu hidup seakan-akan hari ini adalah hari yang pertama dan yang terakhir dalam kehidupan kita. Bukan untuk menyetir kita melainkan untuk memberi kita tujuan. Visi memberikan kita suatu keyakinan, dan memberitahu apa yang harus kita lakukan. Visi memotivasi kita karena hal itu memusatkan perhatian kita pada masa depan dan mendorong kita untuk mengambil tindakan ke arah perwujudannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span>Kemudian, sasaran-sasaran visi yang telah tercapai juga menolong orang-orang mencapai kepuasan karena mereka melihat adanya hasil. Hal tersebut memotivasi mereka untuk maju terus. Oleh karena itu visi yang jelas dapat dipandang sebagai titik-titik keberhasilan di sepanjang hidup seseorang. Membesarkan hati untuk melihat bahwa kita sudah mencapai satu sasaran lagi dan siap untuk mencapai sasaran selanjutnya. Dan seorang pemimpin visioner harus mampu memiliki visi sebagai kriteria terpenting dan harus memotivasi orang lain demi terwujudnya visi, sebab keberhasilan mencapai visi tertentu sangat menentukan tingkat motivasi dan pengharapan kelanjutan dari sebuah visi itu bagi organisasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><span> </span><span><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Kesimpulan</span></b><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Visi adalah sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup suatu organisasi. Visi merupakan pemberian Allah dan lahir dari adanya iman, ditopang oleh pengharapan, diperarah oleh imajinasi dan diperkuat oleh semangat. Visi mencakup pandangan yang luas yang berada di luar batas-batas pemikiran, kepastian dan sangkaan. Visi itu mutlak penting. Itulah sebabnya Charlew Swindoll, mengatakan demikian, “tanpa visi, tidak mengherankan bila tamatlah riwayat kita!” seorang pemimpin harus memiliki visi sebagai salah-satu faktor penting yang menentukan kelayakkannya memimpin suatu organisasi. Visi itu penting karena dengan visi yang baik, akan menggerakkan suatu organisasi ke masa depan, menggerakkan dengan tujuan dan arah yang jelas, serta anggota organisasi termotivasi dan berpengharapan karena mereka memiliki tujuan yang baik ke depan yang ingin direalisasikan secara bersama-sama. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><span> </span>Namun, hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin visioner adalah visi itu janganlah hanya terbatas pada ide yang terkristal dan teraktualisasi dalam gagasan-gagasan yang indah, melainkan harus sampai pada tindakan melakukannya. Tom Marshall berpendapat demikian, “Adalah tidak memadai untuk sekedar memperoleh sebuah visi atau bahkan mengkonseptualisasikan visi itu pada sasaran yang digambarkan dengan baik dan jelas. Kalau anda tidak bisa mendapatkan orang yang mengikuti anda untuk mencapai visi itu, anda bukan pemimpin”. </span><span lang="IN" style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">John C. Bowling menegaskan, “Agar bisa menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu visi. tetapi, anda perlu juga mengkomunikasikan visi itu kepada orang lain dengan langkah-langkah yang secara emosional dan mental membuat mereka dengan sukarela bersedia mewujudkan visi itu menjadi kenyataan. Visi tidak akan ada artinya, jika tidak diterjemahkan ke dalam tindakan”. Akhirnya, Heriyanto menyimpulkan demikian, “Kepemimpinan berjalan dengan efektif saat pemimpin mampu menemukan orang-orang yang mampu menerjemahkan visinya dan merekrut orang-orang yang berani tampil merintis visi menjadi tindakan”. Jadi, visi yang baik pasti memberi dampak besar bagi kepemimpinan, dan baru membuahkan hasil apabila mampu dimengerti dan mampu dilakukan atau diwujudnyatakan oleh anggota organisasi.</span><span style="line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><o:p></o:p></span></div><div><br />
<div id="ftn23"> </div></div></div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-5286916156646337502010-12-09T01:27:00.000-08:002010-12-09T01:27:30.905-08:00Konsep Penyembahan Dalam Roh dan Kebenaran<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-indent: -0.5in;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendahuluan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ibadah Kristiani tidaklah lepas dari suatu yang dinamakan <i>penyembahan</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kepada Allah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Bahkan setiap orang percaya seharusnya mempunyai gaya hidup sebagai “penyembah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-penyembah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">” bagi Allah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn1" linkindex="18" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">D</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">an</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> karena penyembahan adalah gaya hidup orang percaya, maka memuliakan Allah pastilah menjadi tujuan penyembahan yang disadari, terus menerus, berarti, dan kekal. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam pelaksanaannya, penyembahan tidaklah dibatasi oleh masalah tempat, jenis, waktu atau hal apapun, sebab pada esensinya, Pribadi yang disembah adalah pribadi dalam Roh, yang tidak bisa batasi oleh apapun di luar diri-Nya. Kita bisa menyembah Allah dimanapun kita berada dan dalam segala aspek hidup dan pekerjaan kita sehari-hari. Oleh sebab itu, a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">papun yang kita lakukan mulai dengan kegiatan-kegiatan biasa seperti makan dan minum, haruslah dilakukan untuk kemuliaan Allah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, itulah penyembahan sebagai gaya hidup</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn3" linkindex="19" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">emudian dalam penyembahan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> itu sendiri</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, Kesadaran akan oknum yang disembah dalam ibadah adalah pribadi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang kudus</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> mulia dan benar, maka, implikasinya lebih jauh</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> adalah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> menuntut setiap orang yang datang menyembah haruslah menyembah Allah dalam <i>roh</i> dan <i>kebenaran</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> (Yohanes 4:24).</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Orang yang mau memuliakan Allah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> hanya bisa diperkenankan Allah, bila ia melakukannya dalam roh dan kebenaran. Apa maksud dan bagaimana menyembah Allah dalam roh dan kebenaran? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Worth-ship</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Worship (Penyembahan) dalam bahasa Inggris berakar dari kata ‘worth-ship’, yang menyatakan nilai atau harga yang dikenakan pada seseorang atau sesuatu. <i>Contemporary English-Indonesian Dictionary,</i> mendefisikannya secara sederhana sebagai upacara keagamaan, ibadat, yang di dalamnya mengandung kekaguman yang besar terhadap suatu hal sehingga menimbulkan suatu perasaan memuja. Sikap worship ini biasanya ditujukan pada pejabat-pejabat tertentu [terutama di Inggris] atau pahlawan-pahlawan yang dikagumi.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn4" linkindex="20" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> Namun, dalam konteks Alkitab, terdapat tujuh kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai ‘penyembahan’ di Perjanjian Baru. Satu kata yang paling sering dipakai muncul tidak kurang dari lima puluh sembilan kali dalam PB adalah kata <i>“proskyneo”</i>. Kata ini lebih sering digunakan daripada kata yang lainnya yang menunjukkan betapa pentingnya kata ini. Arti dasar dari kata ini adalah “datang untuk mencium (tangan),” dan ini mengandung arti secara eksternal maupun internal. Secara eksternal berarti sikap sujud menyembah sampai ke tanah. Secara internal berarti sikap di dalam hati kita yang penuh dengan rasa hormat dan kerendahan hati.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn5" linkindex="21" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> Ini memberikan gambaran yang indah bagi kita tentang penyembahan, yaitu ketika kita mendekati Tuhan segala tuhan, kita datang dengan muka terangkat, dengan hati yang penuh kasih dan ucapan syukur, dan tekat hati yang teguh untuk mentaati Dia.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn6" linkindex="22" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Graham Kendrick, mendefinisikannya demikian: “Pujian atau penyembahan adalah merupakan luapan dari kehidupan yang telah diisi oleh Allah.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn7" linkindex="23" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Artinya bahwa ketika Allah dengan segala kemuliaan-Nya dinyatakan pada kita, maka, hal itu akan menggetarkan hati sanubari manusia yang terdalam untuk bereaksi yaitu menyembah Allah. Lebih jauh,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">William Temple mendefinisikan penyembahan sebagai berikut:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 49.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Menyembah adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">‘</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">menghidupkan hati nurani</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> dengan kekudusan Allah, memberi makan pikiran dengan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">‘</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">kebenaran Allah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">’</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">, menyucikan khayalan dengan keindahan Allah, membuka hati terhadap kasih Allah, dan mengabdikan kehendak kepada maksud Allah.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn8" linkindex="24" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyembahan kristen adalah penyembahan yang mempunyai tujuan yang amat jelas, dan bukan sekedar membangkitkan emosi sesaat. Melainkan barawal dari hati yang rindu dan dipuaskan Tuhan, sehingga menimbulkan reaksi menyembah Allah dari roh/ hati yang terdalam. Jadi, boleh dikatakan bahwa penyembahan dalam kekristenan adalah suatu yang sakral dan menyangkut relasi dengan Allah yang penuh dengan kemuliaan. Penyembahan hanya bisa muncul ketika hati kita sudah mengalami sentuhan langsung dari Tuhan Allah, sehingga mau tidak mau kita hanya datang dan menyembah dia dari hati yang terdalam. kegairahan hati dibangkitkan dan dilakukan sesuai dengan maksud Allah di dalamnya. Maka, penyembahan kristen bukanlah sebuah ritual belaka (formalitas) tetapi menyangkut sesuatu yang sangat bernilai oleh sebab itu harus dilakukan di dalam roh yang mengalami pembaharuan sesuai kebenaran Allah. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dasar</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Penyembahan</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Poin utama yang harus kita sadari bahwa m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">emuliakan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> atau menyembah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Allah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dimulai sejak kita mengalami keselamatan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan pembaharuan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> di dalam Kristus</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">”</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Ketika kita berserah kepada Yesus sebagai Tuhan dan dengan demikian menjadi penyembah yang benar.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn9" linkindex="25" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kalau kita tidak di dalam keselamatan yang Yesus kerjakan, maka sesungguhnya kita hanyalah penyembah-penyembah palsu yang membangkitkan emosi sesaat untuk mencapai suasana tertentu yang membuat kita nyaman dan tentram sesaat, tetapi kita tidaklah disebut sebagai penyembah Allah, sebab Allah tidak mungkin berkenan mendengar penyembahan dari orang-orang yang tidak kudus, yang hatinya buta terhadap kebenaran Allah. Menyembah Allah terjadi oleh karena Ia yang menciptakan kita, berkenan atas hidup kita. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesadaran akan pribadi yang disembah adalah Allah sebagai pencipta dan penguasa atas segala sesuatu di dalam semesta ini, maka sudah seharusnya kemuliaan dikembalikan pada-Nya. Alkitab menyatakan, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma 11:36). Sebagai pencipta hanya Dia yang layak dipuji. Memuliakan Allah terjadi karena Allah menciptakan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya. Maksud seluruh penciptaan adalah untuk memuliakan Allah. Amsal 16:4 mengatakan, “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.” Segala sesuatu dalam penciptaan dirancang untuk memancarkan sifat-sifat-Nya, kasih-Nya, belaskasihan-Nya, hikmat-Nya dan anugrah-Nya. Itu bukan egoisme di pihak Allah. Ia <i>layak </i>kita puji. Sebagai Allah Ia mempunyai setiap hak untuk menuntut penyembahan dan pemujaan dari makhluk ciptaan-Nya. Dan kita harus melakukannya dengan penuh ketundukkan. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akhirnya, persembahan apa yang dibawa dihadapan Tuhan dengan penuh ketundukkan? Roma 12:1, Rasul Paulus mengajarkan, “karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu itu adalah ibadahmu [penyembahanmu] yang sejati.” Penyembahan rohani ini bukanlah hal yang abstrak atau tidak masuk akal, karena penyembahan ini dimulai dari sesuatu yang nyata dan amat jelas, yaitu kepemilikan pribadi. Milik siapakah saya ini? Kepada siapakah saya mempersembahkan diri saya ini? Itu adalah esensi atau yang mendasari penyembahan yang benar dalam ibadah.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">III.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Konsep </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">enyembahan dalam Roh dan Kebenaran</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menyembah dalam Roh</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Apa maksudnya menyembah dalam roh? Kata roh dalam </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yohanes 4:</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> 24 memakai kata Yunani</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> “<i>Pneumati”</i>,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang mengacu pada roh manusia, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">bagian dari </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pribadi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">manusia yang tertinggi, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">terdalam,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan merupakan ‘poin kontak’ diantara Allah dengan manusia.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn10" linkindex="26" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> Ibadah yang murni ialah apabila roh, yaitu bagian yang kekal dan tak kelihatan dari manusia, berbicara serta bertemu dengan Allah, yang juga kekal dan tidak kelihatan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn11" linkindex="27" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyembahan haruslah mengalir dari “dalam” ke “luar”. Penyembahan bukanlah masalah berada di tempat yang benar, pada waktu yang tepat, musik yang cocok, dan suasana hati yang tepat. Penyembahan bukanlah kegiatan lahiriah yang menuntut terciptanya suatu suasana tertentu. Penyembahan terjadi di dalam hati, dalam roh. Stephen Charnock dalam bukunya<i> The Existence and Attributes of God</i> menulis,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tanpa hati (roh manusia), penyembahan bukanlah penyembahan; penyembahan tersebut adalah permainan sandiwara; sebuah peran yang dimainkan tanpa menjadi orang yang sesungguhnya kita mainkan: semua munafik, dalam arti kata itu, adalah seorang pemain sandiwara . . . Kita mungkin dikatakan sungguh-sungguh menyembah Allah walaupun kita tidak sempurna; tetapi kita tidak dapat dikatakan menyembah Dia, bila kita tidak tulus hati.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn12" linkindex="28" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyembahan yang tanpa hati juga kita temukan dalam Alkitab, yaitu ketika Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dan ahli taurat, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: ‘Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal<b> <i>hatinya</i></b> jauh daripada-Ku” (Markus 7:6). Jadi, jelas sekarang bahwa ketika kita memuliakan Allah, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang harus diperhatikan adalah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kita harus dengan ketulusan hati datang pada-Nya dan penyembahan kita haruslah dari dalam lubuk hati kita.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagaimana memiliki roh yang menyembah? Menyembah dalam roh di dalamnya ada pengertian yang melimpah tentang dekat dengan Allah. Yakobus 4:8 meng</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">takan, “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Kita dapat mem</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">p</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">unyai hari yang melimpah, yang menyembah dalam roh. Caranya adalah mula-mula diri kita <i>harus diserahkan pada Roh Kudus.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn13" linkindex="29" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></b></span></span></a></i> Sebelum kita dapat menyembah Allah dalam roh, Roh Kudus harus ada untuk men</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">asilkan penyembahan yang benar. I Korintus 2:11 mengatakan, “demikian pulalah, tidak ada</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">orang yang tahu, apa yang terjadi di dalam diri Allah selain Roh Allah.” </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jelas tampak dalam Yohanes 4:4 bahwa penyembahan yang benar hanya bisa dipersembahkan ketika, oleh kuasa Roh Kudus, roh kita sendiri menyembah Dia. Alkitab mengatakan bahwa Allah itu Roh, dan kita harus dibawa dalam dimensi-Nya untuk menyembah Dia sebagaimana yang Dia minta. J</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ad</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">i</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, bila kita tidak membiarkan Roh Allah mendorong kita hati kita, memotivasi, menyucikan hati kita, kita tidak dapat menyembah Allah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">secara benar </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">karena kita tidak mengenal Dia</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, hanya Roh Allah saja yang bisa melakukannya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. “</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">T</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">idak ada</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">seorang pun yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain Roh Kudus.” Dengan kata lain, tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat sungguh-sungguh mengakui ketuhanan Kristus. Untuk menyembah Kristus sebagai yang mahakuasa, mahakudus memerlukan dorongan Roh Kudus. Dan Roh Kudus berkarya hanya setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat pribadi kita masing-masing.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Barangkali tepat kesimpulan yang diungkapkan oleh Graham Kendrick, yang berbunyi: “Menyembah ‘dalam roh’ berarti menggabungkan diri ke dalam sumber pujian itu sendiri, yang tidak pernah kering, Roh Allah yang terus menerus menaikkan pujian, dan mengijinkan kebebasan-Nya bergabung dengan roh kita sendiri melalui pikiran dan tubuh kita untuk menyatakan keagungan Juruslamat kita Yesus dan kasih Bapa sorgawi.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn14" linkindex="30" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selanjutnya, jika kita ingin menyembah Allah dalam roh,<i> pikiran kita harus dipusatkan kepada Allah.</i> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">enyembahan adalah luapan dari pikiran yang diperbaharui oleh kebenaran Allah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Jadi, untuk menyembah dalam roh, kita harus mempunyai hati yang tidak bercabang. Tanpa hati yang bulat, penyembahan tidaklah mungkin terjadi. Penyembahan dalam roh harus datang dari hati yang siap, hati yang tegas, hati yang pasti, hati yang hanya berpusat pada Allah. Dalam Mazmur 108 kita menemukan gagasan yang sama, ayat 2 mengatakan, “Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku.” Penyembahan dalam roh mengimplikasikan akan kondisi hati/ roh kita yang tidak bercabang, melainkan terfokus untuk Tuhan semata.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Akhirnya, penyembahan dalam roh menuntut kita untuk menyelesaikan dosa di hadapan Allah. Benar! apa yang pernah diungkapkan John Arthur, JR. “Kita harus menyembah Allah dengan hati yang penuh penyesalan.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn15" linkindex="31" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> Kita harus hidup suci, bersih, murni. Karena orang yang dapat masuk dalam hadirat Allah adalah orang yang dosanya telah diselesaikan. Kita tidak bisa masuk dengan semaunya saja, dengan ketidakmurnian di hadirat Allah. Arthur lebih jauh mengatakan, </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Mungkin alasan mengapa kita menemui kesulitan untuk sungguh-sungguh menghambakan diri dalam penyembahan Allah, alasan mengapa kita tidak mengalami kehadiran Allah, adalah bahwa kita mempunyai bidang-bidang dalam hidup kita yang tidak murni pada pandangan Allah. kita semua memiliki titik gelap dan cacat yang hanya diketahui Allah.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn16" linkindex="32" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mazmur 139:23-24, Daud menulis, “Selidiki aku ya Allah, dan “kenallah hatiku”, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Itu adalah pengakuan bahwa bahkan Daud sendiri tidak dapat memahami hatinya sendiri dengan sepenuhnya. Sebab itu, dalam penyembahan, seharusnya kita harus lebih dahulu terbuka, mau meminta kepada Allah untuk menerangi apa yang ada dalam bayang-bayang di dalam kehidupan kita. Kita harus menyerahkan roh kita pada Roh Kudus yang memenuhi hati kita dengan kehadiran dan kuasa-Nya, maka barulah luapan penyembahan dapat terjadi.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menyembah </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">D</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">alam </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ebenaran</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yesus berkata bahwa kita juga harus menyembah dalam kebenaran, dengan demikian Ia menghubungkan penyembahan dengan kebenaran tanpa dapat dipisahkan. Penyembahan bukanlah suatu pengalaman emosi dengan firman Allah yang menimbulkan perasaan-perasaan tertentu. Penyembahan adalah tanggapan yang dibangun atas kebenaran. Kebenaran berasal dari Allah sendiri; ini bagian yang hakiki dari kharakter-Nya, dan karena itu, semua perkataan dan perbuatan-Nya mengandung dan berdasarkan kebenaran Ilahi. Jika penyembahan kita adalah untuk membuat suatu hubungan yang sungguh-sungguh nyata dengan Allah sumber kebenaran ini, maka hidup kita, pola pikiran dan kepercayaan kita harus sesuai dengan kebenaran mengenai Dia.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Firman Tuhan adalah Kebenaran </span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pilatus mengajukan pertanyaan yang sangat penting, “Apakah kebenaran itu?” dan Yesus menjawab dalam Yohanes 17:17 ketika ia berkata, “Firman-Mu adalah kebenaran.” Bila kita ingin menyembah dalam kebenaran, dan firman Allah adalah kebenaran, maka kita harus menyembah dengan pengertian yang benar akan firman Allah. Allah telah menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab yang berpuncak pada penyataan yang paling nyata dari segalanya, yaitu pribadi Yesus Kristus. Ketika firman tersebut menerangi hati dan pikiran kita dengan cahaya supranatural Roh Kudus, maka kita akan dituntun ke dalam penyembahan yang benar. Yesus sendiri pernah menjanjikan dalam Yohanes 16:13, “Roh Kebenaran, akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyembahan dan kebenaran sejati di dalam firman Allah, tidaklah bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Kebenaran adalah inti dari setiap penyembahan yang dilakukan oleh umat Allah. John Stott dalam bukunya<i> Between Two Worlds</i>, mengungkapkan demikian: </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Firman dan penyembahan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Semua penyembahan adalah tanggapan yang disertai akal budi dan kasih terhadap penyataan Allah karena penyembahan adalah pemujaan terhadap nama-Nya. Oleh karenanya, penyembahan yang dapat diterima tidak mungkin tidak memperkenalkan nama Tuhan [bisa lewat khotbah, puji-pujian]. . . ketika firman Allah diuraikan secara terinci dalam kepenuhannya, umat mulai melihat kemuliaan dari Allah yang hidup, mereka sujud dengan rasa khidmat dan kagum yang membawa sukacita di hadapan takhta-Nya. Suasana penyembahan seperti ini dihasilkan oleh pemberitaan firman Allah dalam kuasa Roh Allah.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn17" linkindex="33" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sekarang terlihat dengan jelas bahwa Kebenaran merupakan inti penyembahan; dan kalau kegairahan dan emosi yang membuat orang mendapatkan perasaan aman tanpa dihubungkan dengan kebenaran, maka hal itu tidak ada artinya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nehemia 8 menunjukkan kuasa firman Allah untuk mendorong orang-orang yang hatinya terbuka. Setelah Nehemia dan bangsa Israel menyelesaikan pembangunan tembok Yerusalem, mereka meminta Ezra membaca gulungan yang berisi firman Allah. Ezra membuka gulungan itu di hadapan semua orang dan segera semua orang berdiri pada waktu pemberitaan firman Allah diberitakan. “Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahabesar, dan semua orang menyambut dengan: Amin, amin! Sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.” Jadi, sesungguhnya kebenaran firman Suci membuat umat sujud menyembah. Dan hanya firman Allah saja yang mampu melakukan itu dalam diri setiap orang yang menyembah kepada Allah tentunya dengan dorongan dan penerangan Roh Kudus dalam setiap pribadi penyembah-penyembah Allah. Jadi, menyembah di dalam kebenaran berarti menyembah menurut pernyataan Allah akan diri-Nya sendiri dan akan rencana-Nya bagi umat-Nya. Kita harus menyembah menurut kebenaran tentang Yesus, bahwa Dia adalah Juruslamat kita, Nabi, Imam dan Raja. Kebenaran ini harus senantiasa diingat dan dibangkitkan ketika kita melakukan suatu penyembahan di hadapan Allah. tetapi, jika penyembahan yang tidak diterangi, disegarkan dan dihidupkan oleh kebenaran Yesus, dengan segera akan menjadi lesu, membosankan, atau menjadi tidak terarah dan tidak nyata.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Encounter with God in Spirit and in Truth</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Arthur menyimpulkan pendapatnya dengan menyatakan bahwa, “Semua penyembahan murni sesungguhnya adalah tanggapan sepenuh hati terhadap kebenaran Allah dan firman-Nya. Kebenaran adalah unsur <i>objektif</i> dalam penyembahan dan roh adalah unsur <i>subjektif</i>. Keduanya harus ada bersama-sama.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn18" linkindex="34" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></a> Penyembahan adalah ekspresi pujian yang keluar dari hari (roh) yang dapat diterima Allah bila dinyatakan dengan benar. Jadi, sifat dasar penyembahan adalah memberikan persembahan kepada Allah dari bagian diri kita “yang paling dalam”, dalam pujian, doa, nyanyian, memberi bantuan, dan prinsipnya adalah selalu berdasarkan kebenaran-Nya yang dinyatakan. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bila firman Allah menguasai hidup kita, maka pujian yang dinaikkan dihadapan Tuhan akan diatur berdasarkan patokan ilahi. Penyembahan dalam roh dan kebenaran adalah gabungan yang sempurna: emosi yang diatur oleh pemahaman, gairah yang diatur oleh firman Allah. penyembahan bukanlah hanya sebuah pengalaman yang luar biasa, tanpa arti dan isi. Penyembahan bukanlah sebuah perasaan senang terpisah dari pemahaman kebenaran firman Allah. Penyembahan dalam roh dan kebenaran adalah ekspresi pujian yang keluar dari hati yang dapat diterima Allah, bila dilakukan dengan benar. Oleh karena itu orang yang akan menyembah Allah harus ada penyerahan yang setia pada firman Tuhan. Penyembahan adalah luapan dari pemahaman kita akan Allah sebagaimana ia telah menyatakan diri-Nya dalam Kitab Suci. Itulah penyembahan dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24).</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akhirnya, hendaklah kita aminkan perkataan Paulus kepada jemaat Kolose, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayannya di dalam kamu, … sambil menyanyikan Mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Dengan keyakinan ini, maka kita sudah melakukan suatu penyembahan yang berkenan dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan sebab kita melakukannya berdasarkan kehendak-Nya, yaitu hati yang tulus berdasarkan tuntunan firman Allah sendiri.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">IV.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesimpulan</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penyembahan Kristiani adalah suatu hal yang amat sakral dan penting. Dimana penyembahan itu sendiri menyangkut relasi pribadi dengan Allah Pencipta, Pribadi Yang Mulia, layak dipuji, Maha Kudus, Pencipta dan dengan segala atribut-Nya yang lain. Oleh sebab itu, penyembahan haruslah dilakukan di dalam roh yaitu hati kita yang terdalam yang menjadi titik perjumpaan antara manusia dengan Allah yang tentunya telah lebih dulu diubahkan oleh Tuhan, disucikan oleh Roh Allah, sehingga melaluinya kita bisa mengalami perjumpaan yang benar dengan Tuhan. Penyembahan juga haruslah penyembahan yang benar artinya haruslah sesuai dengan pemahaman yang benar akan firman Allah yang adalah kebenaran itu sendiri. Kita harus menyembah menurut kebenaran tentang Yesus, bahwa Dia adalah Juruslamat kita, Nabi, Imam dan Raja. Pada akhirnya, kedua hal ini haruslah dilakukan dalam ikatan yang selaras. Penyembahan adalah ekspresi pujian yang keluar dari hari (roh) yang dapat diterima Allah bila dinyatakan dengan benar. Kebenaran adalah unsur <i>objektif</i> dalam penyembahan dan roh adalah unsur <i>subjektif</i>. Penyembahan haruslah menjadi luapan dari pemahaman kita akan Allah sebagaimana ia telah menyatakan diri-Nya dalam Kitab suci. Itulah penyembahan dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24).</span></div><div><br />
</div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-32829091672806136942010-11-24T21:12:00.000-08:002010-11-24T21:12:41.289-08:00Suatu Evaluasi Kritis Terhadap Pendekatan Inklusif Kristen Dalam Berteologi Religionum<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footer"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Keberagamaan merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan manusia (<i>semen religio</i>) sebagai ciptaan Allah. Sebagai makhluk <i>homo religio</i>, setiap orang pasti memeluk agama-agama tertentu. Keberagaman keagamaan manusia tersebut pada dasarnya memiliki sifat fanatik di dalam dirinya sendiri yang dalam interaksinya dengan agama-agama lain berakibat timbulnya konflik dengan agama-agama yang lain yang sama memiliki kefanatikan di dalam ajaran dan praktek keagamaannya. Maka, dengan situasi masyarakat agama-agama yang <i>homo homini lupus</i> membuahkan kekerasan atas ‘nama agama’. Dalam hal ini, kekristenan tidak hidup dalam kesendirian melainkan selalu berinteraksi dengan agama-agama yang lain, yang jika tidak mempunyai sikap yang baik dan toleransi, tentunya konflik akan menjadi tantangan yang sangat serius. Oleh sebab itu, khususnya kekristenan perlu melakukan suatu pendekatan-pendekatan yang tepat, guna kepentingan keharmonisan dan sikap saling menghargai diantara agama-agama, sehingga bisa meminimalkan konflik antar agama. Dalam hal ini, kekristenan <span> </span>telah berupaya melakukan pendekatan-pendekatan yang pada akhirnya jatuh di dalam sisi keektriman (<i>pendekatan ekslusifisme</i>) yang terlalu tertutup; juga pendekatanya lainnya yang terlalu terbuka yang meniadakan keunikan kekristenan sama sekali (<i>pendekatan pluralisme</i>). sebagai jalan keluar dari dua kutup ekstrim ini, maka muncullah pendekatan yang dikenal dengan istilah <i>inklusifisme</i>, yang dalam pendekatannya selalu berusaha mencari jalan tengah tetapi juga memiliki kejatuhannya sendiri yaitu dalam pendekatannya telah </span>“<span lang="IN">menggadaikan kristus”, demi keharmonisan. </span>Tulisan singkat<span lang="IN"> ini hanya fokus pada pengevaluasian secara kristis </span>terhadap salah satu pendekatannya saja yaitu <span lang="IN">pendekatan <i>inklusifisme</i> yang terlalu terbuka dan bahkan menjadi sikritis di dalam pendekatannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">KONTEKS KEPRIHATINAN DALAM BERTEOLOGI RELIGIONUM</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Kemajemukkan Keagamaan Sebagai Fakta Sekaligus Krisis</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Pluralistik dalam segala aspek kehidupan kemanusiaan merupakan suatu fakta kehidupan yang tidak dapat diingkari. Kemajemukan bukan hanya berbeda secara etnis, suku, budaya; tetapi tiap-tiap individu pada hakikatnya unik dan berbeda. Kemajemukkan tersebut telah menimbulkan problematika yang cukup kompleks, seperti munculnya konflik agama, pluralis agama dan sebagainya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn1" linkindex="467" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Setidaknya bisa dipahami bahwa timbulnya konflik antar masyarakat beragama bisa disebabkan oleh sikap kefanatikan atas perbedaan doktrinal dan sikap keagamaan; dan masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn2" linkindex="468" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Herlianto dalam analisanya mengenai pergumulan ini menegaskan bahwa, pluralistik agama bukannya memperingan masalah tetapi malah menambah masalah, soalnya umumnya agama-agama itu mempunyai tekat misioner yang kuat, serta praktek keagamaan yang bersifat fundamentalis. <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn3" linkindex="469" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a>Setiap orang yang menganut agama tertentu memiliki perspektif tertentu, yang harus dipertahankan posisinya, dan juga adanya kerinduan di dalam hati mereka untuk mengembangkan ajaran dan pengaruh agamanya masing-masing kepada setiap lapisan masyarakat dengan tujuan untuk lebih berkembang. Sehingga, ketika setiap individu tersebut melakukan “misinya” masing-masing, saling memperebutkan pengaruh, dan ingin supaya ajarannya yang diterima, maka sesuatu yang tidak bisa ditolak ialah konflik.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn4" linkindex="470" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Maka, jika tidak ada suatu solusi yang bisa menyatukan atau suatu titik toleransi diantara agama-agama, maka fanatisme keagamaan akan membawa dampak pada konflik di tingkat kepercayaan yang berimbas pada seluruh aspek kehidupan kemanusiaan lainnya. Oleh sebab itu dalam hal ini, setidaknya ada tiga usaha agama-agama dalam mengingkapi kemajemukan tersebut. Pendekatan-pendekatan tersebut dapat dibagi demikian: eksklusivisme, inklusivisme dan pluralisme. Dalam hal ini, pendekatan inkluvisme muncul sebagai penengah atau alternatif dalam usaha rekonsiliasi ketegangan pandangan dalam iman Kristen yaitu antara eksklusivisme dengan pluralisme. Karl Rahner merupakan tokoh paling berpengaruh dalam pendekatan ini, yang berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah polarisasi tersebut, melalui pendekatan yang sifatnya inklusifisme.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn6" linkindex="471" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Pendekatan Inklusifisme Dalam Berteologi Religionum</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Dalam hal meminimalisasi konflik diantara agama-agama, pendekatan <i>inklusifisme</i> menjadi suatu solusi yang dianggap cukup baik dan efisien bagi tercapainya keharmonisan diantara agama-agama. Pendekatan ini umumnya lebih diterima ketimbang pendekatan eksklusivisme maupun pluralisme, karena posisi inklusivis merupakan suatu posisi keterbukaan terhadap sesuatu dari luar atau yang berlainan dan mempersilahkan yang berlawanan mendapat bagian di dalam dirinya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn7" linkindex="472" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Wikipedia Free Encyclopedia, menjelaskannya pendekatan inklusif, demikian: “<i>Traditional inclusivism, which asserts that the believer’s own views are absolutely true, and believers or other religions are correct insofar as they agree with that believer.</i>” Sikap inklusif ini akan pada saat menghadapi kontradiksi yang nyata, misalnya suatu pembedaan yang perlu pun dapat dibuat antara tataran-tataran berbeda sehingga dimungkinkan untuk mengatasi kontradiksi tersebut. Sikap penerimaan yang toleran akan adanya tataran-tataran yang berbeda, akan lebih mudah tercapai. Sikap ini menerima ekspresi ‘kebenaran’ yang beraneka ragam sehingga dapat merengguh sistem-sistem pemikiran yang paling berlainan </span>sekali<span lang="IN">pun, ia terpaksa membuat kebenaran bersifat relatif murni. Dalam hal ini kebenaran doktrinal hampir tidak bisa diterima sebagai yang universal.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn8" linkindex="473" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dalam hal ini, inklusifisme berarti semua agama lain memiliki otentisitas masing-masing, tetapi hanya jika mereka masuk (<i>to be included/inclusive</i>) ke dalam bingkai kekristenan—yakni jika agama-agama itu masuk untuk berjumpa Yesus Kristus di dalam kekristenan---maka serentak dengan itu, mereka mendapat kepenuhan/kegenapan kesempurnaannya. Hanya dengan gerak sentripetal (masuk ke pusat, yakni Yesus Kristus), maka agama-agama lain itu tiba pada, atau ditransformasi pada kesempurnaan. Hanya dengan bertemu Yesus, agama-agama lain berubah dari bulan sabit menjadi bulan purnama, dari samar-samar menjadi terang benderang. Walaupun terbuka, inklusivisme masih berdiri atas presaposisi keutamaan/ supremasi/ keunggulan Yesus Kristus dibandingkan para tokoh-tokoh suci pendiri agama lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Filosofi: <i>The Wideness of God</i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dalam pendekatan inklusivisme, salah-satu titik acuan penerimaan secara toleransi kepada agama-agama lain adalah pemahaman mereka akan kasih Allah yang sifatnya universal, dimana penekanan kaum inklusif terletak pada kehendak Allah yang universal yang menginginkan semua manusia diselamatkan. Bagi Pinnock, seorang yang berpandangan inklusivisme secara eksplisit dan komprehensif mempertahankan pandangan bahwa pada akhirnya sebagian benar manusia akan diselamatkan karena universalitas kasih-Nya. Hal ini tidak berarti Pinnock menyetujui universalisme atau pandangan liberal-pluralistik yang menolak keontetikan, keunikan, finalitas inkarnasi Kristus.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn9" linkindex="474" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Konsep <i>The Wideness of God</i> berusaha memahami universalitas Allah dari sisi sifat jangkauan anugrah-Nya yang luas. Ini berarti Allah memperhatikan, membuka diri-Nya, dan berusaha menetapkan jangkauan keselamatan secara luas kepada semua orang dalam segala bangsa, termasuk kepada mereka yang berada dalam agama-agama lain.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn10" linkindex="475" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Aspek keterbukaan Allah ini didasarkan oleh Pinnock pada sifat dasar “Allah yang adalah kasih”, yang mengkomunikasikan diri-Nya secara universal kepada semua manusia lewat aksi dan reaksinya di hadapan mereka. Kasih Allah yang universal inilah merupakan komitmen Allah untuk menyelamatkan semua manusia. Dalam hal ini, Rahner dalam pendekatannya menekankan ajaran yang sama bahwa Tuhan itu kasih adanya. Dengan membentangkan lebih jauh akan makna dari Tuhan yang kasih itu, ia menjelaskan demikian, kalau Tuhan itu kasih di dalam 1 Yohanes 3:8, maka artinya bahwa Tuhan itu mau menjangkau dan merangkul semua orang dan makhluk hidup. Baginya, Allah itu mengaruniakan rahmat keselamatan kepada tiap-tiap orang. Sebab kalau tidak, berarti Tuhan itu tidak mengasihi tiap-tiap orang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Intinya, karya keselamatan atau penebusan dilakukan dengan dua saluran anugrah: pertama: anugrah yang menyelamatkan (<i>saving grace</i>), yaitu melalui universalitas penebusan Kristus yang ditawarkan dengan luasnya kepada semua orang (Yoh 3:16); kedua, penebusan kosmis aktifitas Roh Kudus dapat menolong kita untuk mengkonseptualisasi dan mengimplementasi anugrah (kasih) Allah. Karena anugrah Allah bekerja secara tidak terbatas dan secara berganda, maka ada harapan yang besar bahwa semua manusia dapat diselamatkan.<b> </b>Implikasi dari universlitas atau pelebaran Kasih Allah ini menegasakan bahwa Allah berkeinginan meny</span>e<span lang="IN">lamatkan semua orang dalam anugrahnya, dan Allah Anak membuat keselamatan ini menjadi mungkin melalui pekerjaan penebusan-Nya, dan Allah Roh Kudus menjangkau secara universal orang-orang yang terhilang dan berdosa; kemudian, karya keselamatan universal beroperasi secara tidak terbatas. Artinya anugrah keselamatan juga dinyatakan di luar konteks gereja, sebab Allah melalui karya Roh Kudus bekerja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Kristologi Kosmik Sebagai Dasar Pendekatan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Kasih Allah itu universal, diberikan kepada semua bangsa, bahkan pada agama apapun itu, namun kasih itu juga <i>partikular</i>, diberikan secara nyata di dalam Kristus Yesus. Dalam hal ini, konsekuensi lebih lanjut akan pandangan <i>the wideness of God</i> dalam pendekatan inklusivisme adalah tercetusnya konsep<i> “</i>Kristologi Kosmik” yang memahami sosok Kristus Kosmik yang bertindak sebagai figur juruslamat yang universal sekaligus inklusif. Sikap inklusif menegaskan bahwa, Kristus hadir serta bekerja juga di kalangan mereka yang mungkin tidak mengenal Kristus itu secara pribadi.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn11" linkindex="476" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Karl Rahner sebagai tokoh penting dalam pendekatan ini, mengatakan bahwa, karya Kristus juga berlangsung di dalam agama-agama lain, sekalipun tidak disadari oleh penganut agama-agama tersebut, namun Karl Rahner juga tetap menegaskan pendapatnya bahwa, Kristus tetaplah yang paling final dan difinitif, satu-satunya jalan keselamatan. Posisi ini sering dikalimatkan dengan proposisi “semua agama ada dibawah pengaruh penebusan Kristus”, atau “hanya ada satu agama yang benar semua agama mendapat bagian kebenaran dari agama yang satu tersebut.” Posisi inklusivisme ektrim demikian selalu membuahkan yang namanya sinkritisme agama-agama. Posisi inklusif ini terkenal dengan istilah <i>“Christianity and Non Christian Religions”</i>. Di dalam pandangan ini, orang-orang dari kepercayaan lain, melalui anugrah Kristus, diikutsertakan dalam rencana keselamatan Allah. Robbyanto, menjelaskannya dengan mengutip pemikiran dari Sunand Sumitha, seorang teolog</span>,<span> </span>sekaligus<span lang="IN"> misiolog injili yang berfaham inklusivisme dari India, yang berkometar demikian: “<i>Taking Col. 1:15-20 as his basis, where the word ‘all’ is repeated at least six times, Sittler concludes that God’s redemption is not smaller than the repeated ‘all’ it is ‘cosmic in scope’”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn12" linkindex="477" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></b></span></span></span></a></i> Interpretasi ini kemudian dijadikan oleh Sumitha sebagai dasar tugas misi penginjilannya yang terbuka bagi agama-agama lain, yang akihrnya berbuahkan sinkritisme dengan cara mereduksi kebaikan dari ajaran agama-agama lain sebagai tambahan berita Injil yang diberikatannya.<i> </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Pada umumnya ajaran tentang Kristus Kosmik ini dibangun pada prasuposisi bahwa sebelum inkarnasi, oknum kedua Trinitas [Kristus] telah bekerja secara aktif dalam penciptaan dan pemeliharaan alam semesta. Ia juga telah menjangkau berbagai tempat dan konteks dalam sejarah umat manusia. Dari sini dapat ditarik implikasi bahwa karya Kristus sebelum berinkarnasi adalah sebagai Kristus kosmik dan ini meliputi umat manusia di berbagai tempat dan waktu. Aktivitas tersebut tetap berlangsung bahkan setelah peristiwa kebangkitannya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn13" linkindex="478" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Jadi, dasar pendekatan inklusivisme dalam hal ini adalah penafsiran mereka terhadap PL akan pekerjaan Kristus yang sifatnya universal. Selanjutnya, Joseph Sittler, mendasari konsep Kristus Kosmiknya dasar pemikiran yang sama dengan Samartha yaitu di dalam Kolose 1:15-20, dengan eksigesis yang dilakukan pada kata segala <i>‘all’</i> yang muncul berulangkali pada bagian tersebut, kemudian, Sittler menyimpulkan bahwa tindakan penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus memiliki dampak kosmik (<i>cosmic effects</i>). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Landasan ini kemudian dipakai sebagai basis untuk mendukung posisi inklusivisme dengan menegaskan bahwa pre-eksis (<i>pre-exixting Christ</i>) telah hadir dan aktif berkarya di dalam agama-agama lain.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn14" linkindex="479" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Dengan demikian, dapat ditarik inferensi sebagaimana Karl Rahner lakukan dengan konsep <i>anonymous christian-</i>nya, atau Stanley Samartha dengan konsep <i>unbound Christ-</i>nya, atau M.M. Thomas dengan konsep <i>Christ centered syncretism-</i>nya. Paul Knitter berdasarkan Roma 8:19, menunjukkan bahwa keselamatan yang diperoleh melalui Kristus bekerja bukan hanya bagi kepentingan orang-orang Kristen,<i> the son of God,</i> tetapi melalui mereka karya keselamatan itu menjangkau seluruh ciptaan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn15" linkindex="480" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><u><span lang="IN"><span style="text-decoration: none;"><br />
</span></span></u></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Agama-Agama Merupakan “Jalan Keselamatan”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN"><span> </span></span></b><span lang="IN">Rahner menegaskan pandangan yang mengejutkan dengan pengatakan bahwa: rahmat Allah bekerja di dalam agama-agama. Allah menawarkan pengorbanan diri-Nya di dalam dan melalui kepercayaan, perbuatan, dan ritual agama-agama lain.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn16" linkindex="481" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Tuhan menghimpun semua orang bagi dirinya di dalam dan melalui kepercayaan dan perbuatan agama-agama Hindu, Budha, Islam dan agama-agama pribumi. Jadi, agama-agama non-Kristiani bisa menjadi “jalan positif untuk menemukan hubungan yang benar dengan Tuhan dan karena itu memperoleh keselamatan, suatu jalan yang secara positif masuk dalam rencana keselamatan Tuhan”, yang “secara positif” dikehendaki Tuhan. Teologi Rahner ini berusaha membangun suatu kemungkinan kehadiran ilahi di dalam agama-agama lain.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn17" linkindex="482" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Jadi, Pendekatan inklusiv hampir sama dengan pluralisme yang menjadikan memungkinkan keselamatan bisa terjadi di dalam agama-agama lain. Namun, penekanan pada kasih Allah melalui penebusan Kristus menjadi bagian dalam agama-agama lainnya karena penebusan Kristus menjadi pemenuhan final bagi agama-agama lain,<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn18" linkindex="483" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> atau Kristus menjadi norma di atas segala norma yang ada dalam agama-agama lain, juga mencirikan akan keeksklusivan di dalam pandangan Kritologinya. Sehingga agama-agama lain dipandang sebagai sarana-sarana untuk menolong manusia mengenal Kristus secara anonim, yang membawa mereka pada keselamatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Kristen Anonim</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Rahner menambahkan satu keyakinan kristianinya yang esensial ke teologi agama-agama, yang menyatakan “semua rahmat adalah anugrah Kristus”. Rahner menegaskan akan kebutuhan akan Kristus dalam keselamatan hanya sebagai ke butuhan “final” bukan dalam pengertian “efesiensi”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn19" linkindex="484" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Baginya, Yesus bukan alasan efisien bagi keselamatan , tetapi alasan yang final. Artinya kita bisa komit secara penuh untuk menjalani satu kehidupan penuh kasih dan keadilan seperti Tuhan, kita perlu tahu, jelas dan yakin bahwa Tuhan telah memberikan diri-Nya kepada kita, keyakinan ini disediakan Tuhan di dalam Yesus. Inilah apa yang diartikan sebagai “sebab final dan “juruslamat absolut”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Bagi Rahner, kebutuhan itu merupakan sebab final dalam artian bahwa mereka yang tidak mengenal Yesus masih bisa merasakan kasih Allah yang menyelamatkan, namun mereka belum mampu melihat secara jelas kemana arahnya, apa tujuannya benar dan apa kemungkinan-kemungkinannya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn20" linkindex="485" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Jadi setiap pemeluk agama Budha, Hindu, Islam yang mengalami rahmat kasih Allah di dalam agama mereka masing-masing sudah terhubung dengan dan terorientasi ke gereka Kristiani. Mereka bisa dikatakan sudah menjadi Kristiani tanpa nama Kristiani, atau <i>Kristiani anonim</i>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">SUATU EVALUASI KRITIS TERHADAP PENDEKATAN INKLUSIFISME</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Kristus </span>Y</b><b><span lang="IN">ang “Tergadaikan”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Kristus adalah untuk semua agama, dan melingkupi semua agama apapun! Faham universalitas tersebut menekankan kepercayaan bahwa anugrah Allah di dalam Kristus bersifat universal. Pemahaman ini jelas mengaburkan muatan iman Kristen yang bertumpu pada kebenaran fundamental yang normatif menjadi relatif dan cenderung disamakan dengan apa yang ada di dalam agama lain. Model “pemenuhan” menurut konsep Rahner telah merendahkan sisi eksklusivitas kekristenan dalam hal “finalitas Kristus” yang sejati, berubah menjadi sesuatu yang relatif bagi kepercayaan-kepercayaan yang lain. Kemutlakkan finalitas Kristus ‘diperlunak’ hingga hanya menjadi sebagai “penyempurna” atau “pemenuhan” bagi agama-agama lain. Sebenarnya walaupun mereka mengakui akan finalitas Kristus dalam hal keselamatan, namun sebenarnya keunikan Kristus itu hampir pudar dan tidak ada signifikannya bagi keselamatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Keunikan Kristus “digadaikan”, dalam hal ini </span>maksudnya adalah <span lang="IN">“keunikan” digantikan dengan “superioritas Kristus” terhadap agama-agama lain. Superioritas ini terlihat di dalam pemikiran Harvey Conn yang meletakkan Kristus di atas agama, dalam pengertian bahwa semua agama dapat menyelamatkan (di dalam Kristus); juga konsep Ken Gnanakan, yang menegaskan bahwa semua agama berada di bawah pengaruh Kristus. Dalam pendekatan ini, memaksakan Kekristenan untuk membagikan Kristus pada agama-agama tanpa perlu menjadi Kristen, berkonsekuensi akan adanya yang dinamakan dengan orang-orang Kristen Anomim, yaitu Kristen yang bukan Kristen (masih memeluk agama lain, tatapi percaya Yesus). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dengan demikian, ada banyak kegagalan-kegagalan dalam pendekatan ini, pertama-tama, finalitas Kristus dalam keselamatan, diperlunak hingga sekedar pengaruh saja. Kedua, konsep keselamatan universal, meletakkan kekristenan sebagai sesuatu yang setara di dalam keselamatan yang menuju pada satu kesatuan di dalam Kristus. Ketiga, konsep Kristen anonim menyiratkan bahwa pendekatan ini lebih condong menegaskan gagasan kaum pluralisme, sekaligus dibumbui dengan konsep “Kristus” yang sudah tidak alkitabiah lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">Soteriologis: </span>S</b><b><span lang="IN">inkritisme Keselamatan </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Sinkritisme merupakan suatu tindakan pemaksaan mencampurkan suatu hal atau kepercayaan tertentu yang sebenarnya merupakan hal yang tidak bisa dicampurkan. Pendekatan inklusifisme telah jatuh pada hal yang seperti ini. Konsep Kekristenan adalah penggenapan Agama-agama lain atau jalan keselamatan dari agama-agama, menegaskan akan sikap sinkritisme kaum inklusif di dalam mencapai suatu keharmonisan dengan ajaran-ajaran agama lain. <span> </span>Hingga pada akhirnya memunculkan sikap “merelatifkan keunikan jalan keselamatan” di dalam ajaran Kekristenan, dalam hal ini kaum inklusif memandang bahwa apapun kebaikan dan kebenaran yang terdapat diantara agama-agama harus dianggap oleh gereja sebagai persiapan untuk menerima Injil, agama-agama hanya bisa mencapai pemenuhannya di dalam Kristus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Sinkritisme ajaran keselamatan itu, lebih jauh bisa teramati </span>m<span lang="IN">elalui usaha dialog yang tulus yang mendasarinya dengan keterbukaan keselamatan bagi agama-agama diluar kekristenan, bahkan ada kemungkinan bagi orang Kristen untuk belajar atau diisi oleh ajaran kebaikan atau kebenaran-kebenaran dari ajaran agama-agama lainya. Kemudian, ada suatu kecenderungan lain yang timbul yaitu merendahkan otoritas Alkitab, yaitu dengan mendorong umat Tuhan belajar mengenai kebaikan di dalam agama lain sebagai “penyempurna” bagi pemahaman Kristiani akan makna kebaikan, kebenaran secara lebih mendalam. Hal ini terlihat di dalam praktek dialog yang dilakukan yang memahami ajaran agama lain sebagai “harta yang melimpah bagi Injil”. Keunikan keselamatan di dalam agama wahyu [Kristen] diturunkan pada tataran kebaikan dan kebenaran ajaran agama-agama lain. Sehingga ukuran seseorang selamat atau tidaknya ditenntukan oleh kebaikan dan kebenaran ajarannya agamanya diperhitungkan benar karena memiliki kesamaan dengan ajaran kekristenan artinya, di dalam ajaran agama lain juga, pengaruh kebenaran Kristus secara implisit tersalurkan, sehingga walaupun orang yang belum menjadi Kristen, ada kemungkinan untuk diselamatkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Motivasi kristenisasi juga menjadi sautu kecenderungan yang mungkin timbul, dengan memahami konsep keselamatan Allah itu hanya di tataran imanensi Allah, sehingga Allah dianggap bisa saja berubah pikiran sewaktu-waktu, jika pemeluk agama lain bertobat dari agamanya semula dan mau memeluk agama Kristen. Dalam hal ini, Lesslei Newbigin<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn21" linkindex="486" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a>, setuju pemikiran Rahner yang menekankan bahwa adalah tugas teolog-teolog Kristen untuk mengatakan kepada penganut yang setia dari agama bukan Kristen bahwa ia dapat diselamatkan tetapi ia akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk diselamatkan itu bila menjadi seorang Kristen dan tidak ada kesempatan sama sekali bila ia menolak undangan ini.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn22" linkindex="487" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Jadi, keselamatan itu dipahami sebagai usaha manusia mendapatkannya dengan cara mengubah agamanya kenjadi Kristen, maka ada kemungkinan Ia diterima kembali oleh Tuhan sebagai umat-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Sebenarnya Konsep Karl Rahner mengenai Kristen-Kristen anonim, merupakan cita-cita yang mulia yang ia lakukan dengan tujuan mencoba menampilkan kekristenan yang simpatik kepada agama-agama lain. Tetapi masalah dari pendekatan ini adalah pendekatan ini telah mereduksi, bersifat kompromistik, dan membuka peluang sinkretisme. Sehingga walaupun baik, namun tetap tidak benar menurut sistem kepercayaan Kristen.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">KESIMPULAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Pendekatan inklusivisme, merupakan suatu pendekatan yang bertujuan mulia, yaitu demi mencapai keharmonisan diantara agama-agama, dalam hal ini berusaha meminimalisasi kemungkinan timbulnya konflik yang lebih parah akibat kefanatikan dari tiap agama-agama. Pendekatan ini memang ada baiknya dikerjakan ketika berhadapan dengan kemajemukan di dalam hal keberagamaan. Kaum inklusiv mempunyai keyakinan dasar dalam pendekatannya yaitu pada kasih Allah yang universal yang mau menjangkau semua orang, yang berarti Allah inngin kmenyelamatkan semua manusia. Penekanan akan peranan Kristus dalam hal keselamatan hanya dipahami sebagai sesuatu yang final diperlukan, namun itu juga bisa didapatkan di dalam agama-agama lain. Sehingga memunculkan konsep, “agama-agama dibawah pengaruh Kristus”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Pendekatan ini jelas merupakan pendekatan yang terlaku kompromistik di dalam ajaran dan praktek dialog yang sering dilakukan oleh kaum inklusif. Finalitas Kristus “digadaikan” dan bahkan keunikannya “diperlunak” dengan cara ditafsirkan ulang sebagai keunikan bagi keselamatan universal. Kristus tidak lagi menjadi satu-satunya jalan keselamatan, melainkan agama-agama lain mampu menyelamatkan juga ketika pengaruh penyelamatan Kristus berlangsung bagi mereka melalaui pekerjaan Kristus Kosmik. Jadi, masalah utama dari pendekatan ini adalah Kristologi yang direlatifkan dan mengakibatkan terjadinya sinkritisme jalan bagi keselamatan.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-77568524185060268612010-11-23T18:57:00.000-08:002010-11-23T18:57:14.540-08:00RESTU ORANGTUA DALAM PERNIKAHAN ANAK: HARUSKAH ?<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pernikahan dalam kekristenan merupakan suatu hal yang sangat sakral dan dijunjung tinggi sebagai komitmen “dipersatukan” di hadapan Tuhan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> seumur hidup</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Pernikahan haruslah penuh dengan keindahan, kekudusan dan kesatuan hati diantara kedua pribadi yang dipersatukan dalam ikatan pernikahan, oleh sebab itu Tuhan menginginkan agar pernikahan itu haruslah pernikahan yang sungguh-sungguh merupakan komitmen (bukan coba-coba/paksaan), dan harus dijalani seumur hidup. Hanya maut yang dapat memisahkan ikatan yang sudah dibentuk tersebut.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun, s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">eringkali di dalam proses untuk mengikatkan dua pribadi menjadi satu yang dilandasi oleh kasih dan komitmen tersebut, mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Salah-satu hal yang menjadi pergumulan di dalam ikatan ini adalah ketiadaan “restu/persetujuan orangtua” </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">terhadap</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> ikatan bersatunya kedua hati dalam satu ikatan cinta. Seringkali ada banyak orangtua yang tidak mendukung komitmen pernikahan anak-anak mereka </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dengan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dilandasi oleh pikiran-pikiran yang melatar belakangi keputusan orangtua. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara umum, </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">orangtua tidak setuju karena penilaian terhadap calon pasangan yang tidak baik</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> secara</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> etika, moral, dan hubungan dengan Tuhan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Penyebab lainnya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> bisa disebabkan oleh gengsi orangtua, pengalaman masa</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">lalu dengan keluarga pasangan anak mereka, atau mungkin karena orangtua sudah duluan memiliki pasangan yang hendak dijodohkan pada anak mereka.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Masalah inilah yang seringkali menjadi tantangan dan kebingun</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">an diantara pasangan k</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">aum muda</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang hendak lebih serius menjalami hubungan mereka dalam ikatan pernikahan. Maka, di dalan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">m</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> kekristenan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="IN">sejauhmana peran orangtua di dalam kehidupan penikahan anak mereka, </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dan apa solusi</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> sederhana bagi pasangan yang menghadapi masalah seperti ini. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ONSEP DASAR PERNIKAHAN KRISTIANI</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ikatan pernikahan adalah ikatan yang begitu sakral dan dirancang Tuhan bagi kebaikan hidup setiap manusia yang </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">di</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kasihi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-Nya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">. Ia ingin manusia hidup dalam ikatan pernikahan yang telah ia nyatakan bagi setiap umat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-N</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ya. Paul Stevens menjelaskannya demikian: <i>“Covenant marriage is our Maker’s design for our living, and great giving</i>.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn1" linkindex="105" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Perjanjian itu adalah komitrmen yang bersifat <i>unconditional</i>, yang mencerminkan supremasi kristus dalam dalam kehidupan keluarga.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn2" linkindex="106" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Seperti Allah mengikatkan dirinya bagi umat-Nya dalam ikatan perjanjian yang memperbolehkan mereka berada dihadapan-Nya sebagai orang yang dikasihi, demikian pula hendaknya ikatan pernikahan itu dipahami.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di dalam pernikahan itu ada yang dinamakan dengan komitmen total, yang berarti pasangan itu menyerahkan diri secara menyeluruh dalam hubungan pernikahan. Komitmen total inilah yang menguatkan sebuah keluarga tetap kuat di tengah pergumulan yang dihadapi kedepannya. Vivian A. Soesilo, mengatakan demikian,”Pernikahan yang berhasil merupakan berkat Tuhan dan usaha keras dari suami-istri. Pernikahan yang sukses tidak dapat datang begitu saja, tetapi memerlukan campur tangan Tuhan dan kemauan keras dari suami-istri atau pasangan untuk meraih keberhasilan itu.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn3" linkindex="107" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Maka, bisa dikatakan bahwa tidak ada pernikahan yang tanpa masalah, tetapi usaha, totalitas komitmen itulah yang menjadikan keluarga tetap indah dan kokoh.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian, ikatan pernikahan haruslah dipahami bahwa itu merupakan satu komitmen yang tulus, murni dan berasal dari hati yang mengasihi. Pernikahan tidak dilandaskan pada pemaksaan, keterpaksaan, tetapi harus bersumber dari hari yang saling mencintai dan berkomitmen untuk membentuk keluarga. “Pengaruh luar” tidak bisa menjadi penentu relasi ini tetap berlanjut atau tidak. Seharusnya di dalam pernikahan yang harus dicari adalah kehendak Tuhan di atas segala pertimbangan yang ada. Maka, keluarga itu tentunya pasti akan mengalami sukacita sebab itu merupakan komitmen untuk bersama dan dipenuhi dengan berkat dan pimpinan Tuhan di dalamnya.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PERNIKAHAN ANAK DAN RESTU ORANGTUA</span></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRCAOqeS2oh-308rEC4FJ9NWMw6sKyl0cMx6DWTVa4wDHiUqnTdPDK3RYNjNA" imageanchor="1" linkindex="108" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRCAOqeS2oh-308rEC4FJ9NWMw6sKyl0cMx6DWTVa4wDHiUqnTdPDK3RYNjNA" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQxFLphcPV4Wpa3XgBmgGGvjDLJGWmxkqNsQZJUGf99Qrk17Y_su-DO10kd" imageanchor="1" linkindex="109" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQxFLphcPV4Wpa3XgBmgGGvjDLJGWmxkqNsQZJUGf99Qrk17Y_su-DO10kd" /></a></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebab Akibat Ketiadaan Restu Orangtua Terhadap Komitmen Pernikahan Anak</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sungguh suatu keindahan jika suatu pasangan ingin menjadikan hubungan mereka masuk tahap yang lebih serius dengan dukungan penuh dari orangtua mereka. Tetapi, ada kalanya orangtua begitu bertolakbelakang responnya dengan kimitmen anak mereka dalam hal memilih pasangan hidup. Ada orangtua yang melarang, marah ketika anak mereka menginginkan menikah dengan orang yang tidak seturut dengan keinginan mereka. Maka ini seringkali menjadi penghalang bagi hubungan anak mereka untuk mengikatkan diri dalam pernikahan. Ketidaksetujuan orangtua ini biasanya bersumber dari ketakutan-ketakutan dan keinginan-keinginan agar kehidupan kelaurga anaknya menjadi lebih baik, bukan sebaliknya. Keinginan inilah yang membatasi dan bahkan merusakkan komitmen yang sudah dibangun selama beberapa waktu lamanya. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akibat dari penolakkan atau ketidaksetujuan orangtua ini, seringkali menjadikan anak tidak mampu berbuat apa-apa terhadap komitmennya pada pasangannya karena rasa hormat dan ketakutan pada otoritas orangtua. Anak banyak pasangan yang memilih untuk memutuskan atau mengakhiri hubungan mereka demi mempertahankan rasa hormat dan ketaatan pada orangtua. Maka, melalui hal inilah patut dipertanyakan: seberapa besarkah orangtua berpengaruh terhadap keputusan anak dalam hal pernikahan? Sejauhmana dan bagaimana selayaknya anak menghormati orangtua mereka? </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Restu Orang Tua Dalam Pernikahan?</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemahaman awal yang harus dipahami bahwa orangtua adalah pribadi yang harus dihormati dan dijunjung tinggi termasuk di dalam otoritasnya dalam keluarga</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> sebab orangtua adalah pribadi yang mewakili Tuhan di bumi ini; oleh karena itu kita harus menaati perintah atau sikap dari orangtua, termasuk dalam hal pemilihan pasangan hidup. Bagi sebagian orang, muncul suatu pemahaman praktis bahwa pernikahan yang tidak direstui orangtua sudah pasti tidak akan diberkati Tuhan. Tentunya ini adalah pemahaman yang sangat sederhana dan belum direfleksikan secara mendalam, sebab belum tentu demikian kenyataannya. Namun walaupun demikian, hal yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah sejauhmana otoritas orangtua dan ketundukan/kepatuhan anak terhadap orangtua dalam hal memilih pasangan hidup? Bagaimana Firman Allah mengajarkan kedua sisi (orangtua dan anak) di dalam relasi dan ketundukan dalam kebenaran yang dikehendaki Allah?</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Apakah Yang Alkitab Katakan Tentang Otoritas Orangtua dan Anak?</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tuhan memerintahkan anak untuk menghormati orangtua. "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu." Keluaran 20:12. Dibagian Alkitab lain mengajarkan bahwa Tuhan memerintahkan pemberlakuan hukuman mati kepada anak yang membangkang kepada orangtuanya. "Apabila seorang mempunyai anak laki-laki yang degil dan membangkang yang tidak mau mendengarkan perkataan ayahnya dan ibunya dan walaupun mereka menghajar dia, tidak juga ia mendengarkan mereka, maka haruslah ayahnya dan ibunya memegang dia dan membawa dia keluar kepada para tua-tua kotanya . . . dan berkata: 'Anak kami ini degil dan membangkang, ia tidak mau mendengarkan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">perkataan kami, ia seorang pelahap dan peminum.' Maka haruslah semua semua orang sekotanya melempari anak itu dengan batu sehingga mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu dan seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut." (Ulangan 21:18-2)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertanyaan berikutnya adalah, <b><i>apakah ketaatan kepada orangtua berlaku tanpa batas?</i></b></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Jawabannya adalah, tidak! Batas ketaatan terhadap orangtua disadari tatkala kita harus memilih </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kehendak </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tuhan atau orangtua. Alkitab dengan jelas sekali mengatakan kehendak Tuhan harus lebih tinggi dan lebih utama di atas segala otoritas yang lain, termasuk di dalamnya kehendak orangtua. Alkitab bahkan seolah-olah mengkontraskan hal ini, "Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya . . . Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:35-37). Jadi, sikap hormat pada orangtua tetap harus dipertahankan sebab itu adalah bagian dari perintah Allah dan manusia harus hidup menurut kebenaran itu. Namun di sisi yang lain harus dipahami bahwa yang lebih penting dari semua hal ini adalah prinsip ketaatan pada kehendak Tuhan haruslah lebih tinggi dan lebih dihormati.<span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></span></span></span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b><i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Apakah kehendak orangtua untuk pasangan hidup kita juga kehendak Allah?</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Jawabannya, belum tentu! Sebab di dalamnya, seringkali keputusan dibalik ketidak setujuan orangtua adalah motivasi-motivasi ysang sebenarnya berasal dari keinginan dan kekuatiran yang sifatnya manusiawi seperti: ketakuatan pada ketidakharmonisan keluarga anak yang hendak dibangun kedepannya. Alasan yang lebih baik, mungkin karena orangtua mengehendaki kehidupan keluarga anaknya kedepan menjadi lebih baik dalam pandangan mereka. Namun yang pasti adalah dibalik semua keputusan pribadi dan orangtua untuk pemilihan pasangan hidup adalah apa yang seharusnnya Tuhan dalam hidup kita kita termasuk di dalamnya, siapa yang Tuhan kehendaki untuk menjadi pasangan yang seimbang dan seturut kehendak Tuhan. Itulah hal yang esensi dibalik ketundukkan dan ketidaksetujuan pada otoritas orangtua. Oleh sebab itu, ketika kehendak orangtua hanya sebatas pada</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">keinginan dan pertimbangan manusiawi yang tidak melihat kehendak Tuhan di dalamnya, maka seharusnya seorang anak berhak menentukan keputusan sendiri dengan satu keyakinan yang mantap bahwa pilihannya merupakan kehendak Tuhan, dan ia mau berkomitmen di hadapan Tuhan untuk menjalankan seturut dengan prinsip kebenaran Allah. namun jika pendapat orangtua merupaka</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">n</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> suara “kenabian” yang memperingatkan bahaya dan resiko ke depan berdasarkan pada pemahaman yang benar akan kehendak Tuhan, maka sebagai anak haruslah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mempertimbangkannya sebagai kebaikan dan pertimbangan untuk berpikir lagi akan sikap yang telah diambil untuk melangsungkan pernikahannya.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setiap anak hendaklah menghormati dan mengasihi orangtua tanpa syarat. Ini adalah perintah Allah yang menyatukan mereka dalam hubungan sebagai anak dan orangtua.<span> </span>Kolose 3:21; Ef 6:4).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn5" linkindex="111" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Prinsip Ketaatan kepada Orangtua dalam Mencari Pasangan Hidup</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sikap utama yang harus kita miliki adalah sikap menghormati orangtua. Janganlah kita mengembangkan sikap bahwa kita tidak akan mempedulikan perkataan orangtua. Tuhan membenci sikap membangkang seperti ini. Jadi, bersiaplah untuk mendengarkan masukan mereka sebab pada umumnya mereka mengenal kita dan memiliki pengalaman hidup yang panjang sehingga dapat memberi arahan yang sesuai. Berusahalah untuk melihat masalah ini secara positif dari sisi orang tua Anda, serta tidak memaksakan prinsip yang Anda pegang kepada orang lain dalam hal ini adalah orangtua. Tetap atau terus membangun hubungan yang baik dengan orangtua</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teroponglah semua hal, termasuk nasihat orangtua, dari kacamata Firman Tuhan; Pertimbangkanlah calon pasangan Anda dengan baik, terutama segala perbedaan yang ada dan kesiapan Anda untuk menghadapinya. Kristus adalah otoritas tertinggi dalam hidup orang percaya. Jadi, taatilah kehendak Tuhan, di atas kehendak orangtua. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kebanyakan ketidaksetujuan orangtua tidak berkaitan dengan dosa, melainkan dengan kesejahteraan hidup anak. Kadang orangtua melihat hal-hal yang tidak dilihat anak. Dalam kasus seperti ini, carilah masukan dari anak-anak Tuhan lain yang memiliki kematangan rohani. Carilah pembimbing rohani yang teruji dan memiliki pandangan yang objektif dalam kehidupannya. Akan lebih baik jika pembimbing tersebut sudah menikah. Jangan sembunyikan apa pun saat berkonsultasi. Dengarkanlah dan bandingkan masukan mereka dengan nasihat orangtua. "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." (Amsal 11:14)</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">K</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ESIMPULAN</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="IN"></span></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi, Pernikahan adalah suatu hal yang sacral</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> dan komitmen yang murni di hadapan Allah. maka setiap pasangan haruslah mempersiapkannya secara serius dan bertanggungjawab dalam mengambil keputusan pernikahan. Di dalam kenyataannya, k</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">eterlibatan orangtua di dalamnya tentu tidak bisa dielakkan, namun walaupun demikian, pernikahan harusnya menjadi masalah pribadi anak, karena mereka sendiri yang menjalaninya, pendapat orang tua memang perlu diperhatikan dengan sangat baik sebagai pertimbangan, namun orangtua tidaklah patut memaksakan kehendak atau larangannya </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hanya </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">oleh karena masalah privasi, kedudukan, kebencian yang ada selama ini. Pernikahan harus menjadi sesuatu yang suci dan berasal dari hati kedua pribadi yang ingin di satukan dalam ikatan yang suci seumur hidup.</span></div><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apa pun alasan orang tua untuk tidak merestui hubungan sepasang kekasih, jangan dijadikan sebagai alasan untuk tidak lagi menghormati orang tuanya. Baik Anda maupun pasangan Anda, tetaplah menunjukkan rasa hormat dan sikap positif kepada mereka. Selain itu, tetaplah menjaga jalinan hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang tua. Hal ini penting karena perbedaan pandangan yang ada mudah sekali menjadi konflik yang berkepanjangan</span> <div><br />
</div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-38277876492375739372010-11-23T18:28:00.000-08:002010-11-23T18:28:55.511-08:00“KEBIJAKAN PERANG”: Perlukah Orang Kristen Mendukungnya ??<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"> Seandainya pemerintahan suatu Negara</span><span>--misalkan saja Negara Indonesia dalam kondisi Kritis--</span><span lang="IN">memutuskan untuk perang melawan “musuh” negara demi keutuhan negara tersebut yang terancam oleh kekuatan politik atau senjata, baik dari negara lain ataupun dari dalam negeri, adakah perang tersebut dapat dibenarkan (<i>'justified'</i>)? Pertanyaan ini bukan sedang diarahkan kepada perang tertentu, entah yang pernah atau sedang terjadi, tetapi lebih sebagai pertanyaan yang </span><span>“</span><span lang="IN">bersifat prinsip</span><span>”</span><span lang="IN">. Artinya, berdasarkan prinsip etika Kristen, adakah dasar-dasar pertimbangan untuk membenarkan perang atau penggunaan kekerasan demi mencapai suatu sasaran kemanusiaan yang lebih mulia? Sebagai orang Kristen yang lekat dengan prinsip kasih, tentu kita bukanlah orang-orang yang terpanggil untuk mengobarkan semangat perang. Namun demikian, di tengah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa di mana kekerasan merupakan isu moral yang tidak pernah dapat dihindari, sering kali kita harus mengakui bahwa perang atau penggunaan kekerasan demi alasan kemanusiaan dengan segala etika yang terkandung di dalamnya, adalah pilihan yang harus kita pertimbangkan</span><span> untuk dipikirkan lebih mendalam</span><span lang="IN">.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini, terlebih dahulu, kita perlu belajar suatu pertimbangan lain yaitu dari sejarah gereja. Dalam sejarahnya, sebenarnya ada dua posisi pandangan tentang isu ini yang kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan menurut firman Tuhan serta patut kita pertimbangkan, </span><span>yang dikenal dengan istilah: </span><i><span lang="IN">'pacifism'</span></i><span lang="IN"> dan <i>'just war theory'</i>. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Perdebatan antara 'pacifism' dan 'just war theory' berkisar di sekitar kategori hubungan antara kasih dan keadilan. <b>'</b><span>Pacifism<b>'</b></span> pada hakikatnya adalah pandangan yang berpendapat bahwa berdasarkan prinsip iman Kristen, tidak ada satu pun perang atau penggunaan kekerasan yang dapat dibenarkan, sekalipun dengan alasan kemanusiaan. Setiap orang Kristen harus secara mutlak menolak isu tentang perang, bahkan sebagian pendukung kelompok ini menegaskan bahwa penolakan tersebut termasuk dalam profesi sebagai prajurit. Sebaliknya, setiap orang yang sudah ditebus oleh Kristus harus sanggup memancarkan kasih Kristus di dalam situasi dan kondisi apa pun. Bagi kelompok ini, menganggap bahwa etika PB jelas mengajarkan prinsip pacifism. Etika PL yang menekankan perang, penggunaan kekerasan dan pembalasan sekarang telah digantikan oleh model hamba yang menderita yang telah dicontohkan oleh Kristus sendiri</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn1" linkindex="31" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></span></a><span lang="IN">; Sedangkan pandangan kedua, yaitu <span>'<i>just war theory</i>'</span>,</span><span lang="IN"> percaya bahwa adanya perang atau penggunaan kekerasan ialah demi alasan kemanusiaan yang dapat dibenarkan. Sekalipun karakter utama setiap orang Kristen adalah kasih, namun menurut pendukung teori ini pelaksanaan kasih di dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini tidak dapat dilepaskan dari keadilan (justice) yang adakalanya mengandung aspek kekerasan. Mereka berpendapat bahwa perang yang didasarkan bukan pada motivasi kenikmatan terhadap kekerasan itu sendiri, tetapi karena ketaatan kepada Allah dan penghukuman terhadap pelaku kejahatan demi mencegah dosa yang lebih besar, merupakan "an act of love."</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Strategi pacifism, jelas mengandung risiko dan bahaya. Di satu pihak, dengan hidup berbeda secara radikal dari dunia umat Kristen harus selalu siap untuk terus menjadi kelompok marginal. Di lain pihak, prinsip semacam ini barangkali hanya berbeda selangkah dari bunuh diri, sebab apa pun yang terjadi orang Kristen tidak boleh memilih jalur politik atau penggunaan kekerasan demi membela diri ataupun orang lain. Sebaliknya, pandangan ‘just war theory’, ada kecenderungan untuk membuka peluang bagi penggunaan kekerasan.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Kemudian, penekanan pada kasih Allah secara berlebihan dan mengabaikan keadilan-Nya sama bahayanya dengan menekankan keadilan Allah secara berlebihan dan mengabaikan kasih-Nya. Membiarkan dosa dan ketidakadilan tanpa usaha mencegahnya, sama saja dengan kita menyetujui perbuatan dosa yang mendukakan hati Allah. Demikian pula, penekanan yang berlebihan pada hukum-hukum keadilan tanpa mengenal prinsip kasih akan menyebabkan kita jatuh pada legalisme mutlak yang menghambat hubungan yang harmonis antarsesama. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Lalu apa kata Alkitab? Alkitab mengajarkan bahwa panggilan setiap umat manusia, khususnya orang-orang percaya, adalah menegakkan kasih dan keadilan di dalam proporsi yang semestinya. Hal ini didasarkan atas sikap Allah sendiri kepada umat manusia; sekalipun Allah adalah Allah yang mahakasih, Ia juga maha adil dan merupakan "api yang menghanguskan" bagi mereka yang terus hidup di dalam kefasikan (bdk. Ul 4:24; Ibr 12:29). Dalam Alkitab, Allah memakai perang untuk mencegah atau menghukum dosa, menegakkan keadilan-Nya dan mencegah 'chaos', atau untuk mencapai damai dan keteraturan bagi umat- Nya maupun bumi ciptaan-Nya (lih. a.l. Kej 6:7; 15:13-16, Bil 33:50-56; Yos 1:1-9). Ada indikasi yang kuat di PB bahwa perang tetap merupakan sarana sosial yan dapat dipakai untuk berurusan dengan dosa, ketidakadilan dan kekacauan. <i><span>Pertama</span></i>, melalui wewenang yang Allah "titipkan" kepada pemerintah (Rm 13:1 7 bdk. Ams 8:15-16; Yer 27:6-12); <i>kedua</i>, melalui penerimaan jabatan prajurit di dalam komunitas orang-orang percaya (Mat 8:5-13; Luk 3:12-14; Kis 10:22). </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Prinsip kasih dan keadilan, dengan kata lain, memberi peluang bagi adanya kemungkinan perang yang bisa dibenarkan. Namun demikian, pada saat yang bersamaan, kompleksitas hubungan yang paradoks antara kasih dan keadilan menyingkapkan bahwa untuk sampai pada suatu keyakinan bahwa perang adalah pilihan yang adil merupakan hal yang sangat sulit, kalau bukan mustahil. Akan tetapi, paling tidak melalui pertimbangan ini umat Kristen memiliki dasar kebenaran untuk memutuskan sikap. Sekalipun pada dasarnya posisi 'just war theory' lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara hermeneutik dan teologis, saya tetap melihat bahwa mestinya kedua posisi ini tidak dipertentangkan secara tajam. Umat Kristen yang menerima paham 'pacifism' adalah orang-orang yang secara aktif mengusahakan kedamaian dunia dengan cara menolak sama sekali aspek "violence" termasuk profesi-profesi tertentu, seperti prajurit, yang sifatnya membuka peluang bagi penggunaan kekerasan. Namun sejauh mereka adalah orang-orang yang berangkat dari asumsi "damai", maka pada hakikatnya 'pacifism' tidak bertentangan dengan 'just war theory'. Orang-orang yang mempercayai adanya perang yang dapat dibenarkan, asumsi dasarnya bukan "kekerasan" atau "peperangan," tetapi juga "kedamaian." Seseorang yang menerima panggilan sebagai seorang prajurit, motivasi utamanya bukanlah "perang," tetapi kedamaian dan keteraturan. Oleh sebab itu, yang harusnya jadi pertimbangan adalah pada keseimbangan penekanan antara kasih dan keadilan.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Jadi</span><span>,</span><span lang="IN"> masalah kebijakan perang dari pemerintah, secara etika kristiani harus tetap melihatnya berdasar pada konsep alkitabiah. Sejauh perang berangkat dari motivasi atau asumsi damai, dan keteraturan bukan karena alasan kekerasan, maka masyarakat seharusnya mendukung kebijakan ini. Sebab pelaksanaan kasih Allah, tidak bisa dipisahkan dari keadilan. Dan keadilan itu bisa memakai cara kebijakan perang dari pemerintah yang dilandasi pada motivasi yang benar</span><span> yaitu kedamaian, keteraturan, sebagai wujud dari ketaatan pada Allah.</span></div><div><span lang="IN" style="color: #323d4f;"><br />
</span><span></span><div id="ftn2"> </div></div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-61268912425597104832010-11-23T18:14:00.000-08:002010-11-23T18:14:05.352-08:00Bagaimana Dengan Homoseksualitas??<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"> Pada dasarnya manusia [laki-laki dan perempuan] diciptakan dengan keindahan dalam keserupaan dengan gambar dan rupa Allah. Keadaan ini kemudian menjadi kabur, setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Ajaran Kristiani tentang kerusakan total akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa, menyatakan bahwa tidak ada satu bagian pun dari keberadaan kita yang tidak tercemar dan terjungkir balik oleh dosa, termasuk urusan seksualitas kita. Itu artinya bahwa kita juga termasuk pendosa seksual. Dulu sebelum kejatuhan </span><span>dalam hal seksual, </span><span lang="IN">manusia tertarik hanya pada lawan jenisnya saja, sekarang </span><span>setelah kejatuhan, dalam diri manusia </span><span lang="IN">terjadi penyimpangan orientasi</span><span> seksual</span><span lang="IN">, dimana ada ditemukan kasus “saling suka sesama jenis” (<i>homoseksual</i>). </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Fenomena ini telah menjadi masalah yang amat serius di tengah-tengah masyarakat. Di satu sisi ada orang yang membela pelaku penyimpangan seksualitas ini </span><span>“</span><span lang="IN">atas nama</span><span>”</span><span lang="IN"> hak asasi manusia. Bagi mereka</span><span>,</span> <span>kasus </span><span lang="IN">ini adalah </span><span>masalah </span><span lang="IN">privasi pribadi makhluk sosial untuk saling menyalurkan perasaan kasih sayangnya pada orang lain dan hal ini patutnya tidak dihakimi atau dijatuhi hukuman. Di sisi lain, terdapat banyak orang yang bersifat menolak dan bahkan menghakimi perilaku seperti ini sebagai perbuatan amoral yang seharusnya dijatuhi hukuman berat.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Kasus ini</span><span> juga</span><span lang="IN">, tidak hanya menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat banyak, melainkan ini menjadi suatu </span><span>bagian dari </span><span lang="IN">tugas gereja Tuhan atau umat Kristiani untuk mengambil sikap terhadap kasus ini. Sikap etis Kristiani sangat penting, karena sangat menentukan pada penafsiran </span><span>terhadap </span><span lang="IN">kehendak Allah di tengah-tengah manusia yang bengkok ini. Maka yang menjadi pertanyaan etis bagi kita adalah: apakah pasangan hidup homoseksual suatu pilihan Kristiani?</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Bagi saya, masalah ini memang pelik dan membutuhkan pertimbangan yang matang untuk bersikap tepat dan tidak menyalahi kehendak Allah di dalam memutuskan sikap. Namun, kita harus tetap mengambil sikap terhadap kasus ini. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span></span><span>Untuk mengevaluasi pergumulan ini, p</span><span lang="IN">ertama-tama </span><span>tentunya kita harus berpijak pada dasar konsep teologis yang benar. Untuk itu, </span><span lang="IN">yang harus kita ketahui untuk menentukan sikap</span><span>, yaitu</span><span lang="IN"> kita tahu bahwa dalam Alkitab, Allah memberikan </span><span>kesaksian dalam </span><span lang="IN">dua kisah penciptaan pada kita, pertama (Kej 1) sifatnya umum, dan menegaskan kesederajatan dalam jenis kelamin, karena dua-duanya diciptakan dalam rupa Allah dan tanggugjawab yang sama. Kisah kedua, (Kej 2) menegaskan kekomplementeran kedua jenis kelamin, yang</span><span> menyiratkan</span> <span>p</span><span lang="IN">engkonstitusian</span><span> (pelembagaan)</span><span lang="IN"> asas bagi perkawinan heteroseksual. Maka dalam kisah penciptaan ke dua ini, muncul beberapa kebenaran: <i>pertama</i>, Manusia butuh seorang kawan. “tidak baik dalam manusia seorang diri saja” (ayat 18). <i>Kedua,</i> mengungkapkan upaya ilahi untuk memenuhi kebutuhan insani manusia. Setelah Allah mengatakan bahwa kebutuhan Adam akan partner yang sepadan adalah sah, maka dimulailah pencarian seorang partner yang sepadan, dan ternyata diantara segala makhluk tidak ada yang sepadan untuk menjadi penolong baginya. Maka Allah menciptakan seorang manusia lain [Hawa] dari tulang ru</span><span>s</span><span lang="IN">uk Adam yang sepadan dengan dia. Kebenaran <i>ketiga,</i> bahwa di kejadian 2, berkenaan dengan pelembagaan perkawinan sebagai hasil penciptaan perempuan (Kej 2:23). Kata ‘Inilah dia…daging dari dagingku… keduanya menjadi satu daging’, memberi makna bahwa persetubuhan heteroseksual dalam perkawinan sebenarnya asalnya adalah satu, tetapi kemudian pisah satu dari yang lain, dan kini menyatu kembali dalam ikatan perkawinan atau persetubuhan.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Namun, </span><span>‘</span><span lang="IN">untuk bisa menjadi sedaging</span><span>’</span><span lang="IN">, diperlukan beberapa persyaratan, yang merupakan bagian hakiki dari perkawinan. Di kejadian </span><span>2</span><span lang="IN">:24,25; mempertegas ikatan perkawinan yang permanen, dan mencapai kesempurnaannya dalam perkawinan; </span><span>bahkan </span><span lang="IN">Markus 10:4-9, menambahkan bahwa apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia. </span><span><span> </span></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><span> </span></span><span lang="IN">Dengan demikian, maka Alkitab merumuskan perkawinan yang dilembagakan Allah dalam<span> </span>bentuk monogam</span><span>i</span><span lang="IN"> heteroseksual. Artinya, perkawinan itu adalah persatuan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang harus diakui dan disahkan oleh umum, dimateraikan seumur hidup dan mencapai kesempurnaannya di dalam satu daging dengan istrinya. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Singkatnya, </span><span>bahwa </span><span lang="IN">Alkitab</span><span> tidak menyetujui</span><span lang="IN"> persetubuhan</span><span> atau pasangan</span><span lang="IN"> homoseksual. Pengalaman ‘sedaging’ satu-satunya yang dikehendaki Allah dan dimaksud dalam Alkitab adalah persatuan seksual seorang laki-laki dengan istrinya yang diakuinya sebagai daging dari dagingnya. Dengan demikian, Alkitab tidak pernah memberikan alternatif perkawinan atau persetubuhan selain monogami heteroseksual. Akhirnya, bagi saya, sebagai sikap kita terhadap kasus ini, yaitu tidak menyetujui atau tidak merestui yang dinamakan perkawinan homoseksual.</span></div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-81420162809810598392010-11-23T18:04:00.000-08:002010-11-23T18:04:22.668-08:00Sikap Etis Kristiani Terhadap Kasus Aborsi<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1026"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Kasus aborsi merupakan dilema besar yang tentunya tidak mudah untuk dipecahkan. Karena mencakup bermacam-macam aspek: legal, teologis, etis, sosial dan personal. Di dalamnya ada yang pro dan kontra </span><span style="line-height: 150%;">dalam</span><span style="line-height: 150%;"> <span lang="IN">pen</span></span><span style="line-height: 150%;">i</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">laian etis terhadap kasus aborsi ini. Legalitas tindakan aborsi adalah urusan kedua ketertarikaan antara pro-life dan golongan pro-chois. Masalahnya ada legal atau tindakan kriminal, dan inilah inti kontroversi terhadap kasus ini.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn1" linkindex="549" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Golongan pro-aborsi menitikberatkan hak-hak si ibu, yaitu privasi untuk memilih, dengan disertai berbagai argumentasi dibelakangnya yang sifatnya lebih pragmatis misalnya karena alasan tanggungjawab, finansial, aib, kecacatan; Mereka yang anti aborsi menitikberatkan hak-hak si bayi yang belum dilahirkan, dan khususnya hak untuk hidup. Kaum anti aborsi menitikberatkan perlunya pembelaan terhadap hak-hak bayi yang belum di lahirkan itu, yang tidak mampu membela dirinya sendiri. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Masalah yang pokok dalam kasus aborsi ini adalah tentang hakikat janin, yaitu bagaimana kita berpikir tentang janin dalam rahim ibunya? Mengenai pokok ini ada bermacam-macam pemahaman yang berbeda. Ada yang menganggap bahwa saat menentukan ‘pemanusiaan’ embrio itu adalah pada suatu titik antara penghamilan dan kelahiran; ada yang menganggap bahwa janin hanya sebagian dari tubuh wanita yang mengandungnya, sehingga janin itu belum dapat dianggap makhluk insani; kelompok lainnya menganggap pembuahan atau fusi saat yang menentukan makhluk manusia mulai berada. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Dalam pandangan Kristen, isu aborsi adalah isu moral dan teologis. Maka, untuk menanggapi masalah ini, yang menjadi taruhannya adalah ajaran iman Kristen mengenai Allah dan manusia. Maka paper ini akan mendalami isu aborsi ini dengan menganalisa<span> </span>aborsi, kemudian mengungkap beberapa p</span><span style="line-height: 150%;">a</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">ndangan yang berkontroversi dalam menanggapinya, terakhir tulisan ini akan memberikan argumentasi teologis sebagi sikap etis kristiani terhadap kasus aborsi.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></span></b><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">PENGENALAN AWAL KASUS ABORSI</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Gugur kandungan</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"> atau <i><span>aborsi,</span></i> </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin" linkindex="550" title="Bahasa Latin"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">bahasa Latin</span></a></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">: <i><span>abortus</span></i> adalah berhentinya </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kehamilan" linkindex="551" title="Kehamilan"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">kehamilan</span></a></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"> sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Janin" linkindex="552" title="Janin"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">janin</span></a></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelahiran_prematur&action=edit&redlink=1" linkindex="553" title="Kelahiran prematur (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">kelahiran prematur</span></a></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">. <i>Abortus provocanus</i> merupakan satu istilah untuk keguguran yang disengaja. Dalam <i>KBBI</i>, aborsi diartikan sebagai tindakan: 1) menggugurkan kandungan; 2) menghentikan; 3) mempersingkat sesuatu: lahir sebelum waktunya; berkembang secara tidak sempurna.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn2" linkindex="554" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> <span></span>Jadi, tindakan aborsi pada dasarnya adalah suatu <span>sikap yang dilakukan tidak pada jalan yang sewajarnya. Meniadakan sesuatu kehidupan sebelum waktunya, yang seharusnya ia mengalami kehidupan sebagai manusia, dengan cara memaksa atau menghambat kehidupan yang sedang berlangsung dalam rahim. </span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang berani mengambil keputusan untuk melakukan aborsi. Penyebab umumnya diantaranya adalah kehamilan karena tindakan perkosaan. Seorang perempuan yang telah menjadi hamil karena perkosa</span><span style="line-height: 150%;">a</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">n itu, jika pikiran tidak dapat tahan </span><span style="line-height: 150%;">menanggung untuk</span><span style="line-height: 150%;"> <span lang="IN">harus melahirkan seorang anak yang dihasilkan akibat kecelakaan itu, maka biasanya ia lebih memilih untuk menggugurkan bakal anak itu. Kemudian, bisa juga disebabkan bila seorang perempuan hamil dan ternyata dalam pemeriksaan ia akan melahirkan seorang anak yang tidak akan dapat hidup atau secara badani akan sangat rusak, maka aborsi menjadi pilihan utama bagi mereka. Jika jika seorang wanita, dalam keadaan tidak nikah, telah menjadi hamil dan anak yang dilahirkan itu adalah anak yang anak “yang tidak dikehendaki”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn3" linkindex="555" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></span></span></span></a>Juga dalam kehamilan yaitu jika nyawa ibu tertancam dan hanya bisa tertolong (diselamatkan) kalau dikorbankan nyawa anak dalam rahimnya waktu melahirkan, maka umumnya secara kedokteran menganjurkan untuk melakukan tindakan aborsi. Secara financial, </span></span><span style="line-height: 150%;">ber</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">tambahnya seorang anak dalam keluarga akan menjadi beban dan malapetakan bagi keluarga. Maka, untuk menyelesaikan pergumulan berat ini, keputusan terakhir ada pada pilihan antara aborsi atau tidak sama sekali.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="line-height: 150%;">KONTROVERSI REAKSI</span></b><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;"> ETIS TERHADAP KASUS ABORSI </span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Pro-Choice</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span></span></b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Pandangan ini berpendapat bahwa aborsi dapat dilakukan kapan saja. Alasannya adalah keyakinan bahwa janin itu bagian tubuh manusia. </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Kelompok pro-aborsi atau ”pro-choice” (kebebasan memilih) memberi tekanan utama pada hak seorang ibu memutuskan apakah dia ingin memiliki bayinya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn4" linkindex="556" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Seorang wanita tidak dapat dipaksa memiliki anak yang bertentangan dengan keinginannya. Di Amerika yang pluralis, ada satu inti utama yang menjadi label bagi mereka yaitu <i>radical individualism</i>. Prinsip etika disimpulkan dari prinsip ini. “ <i>I have a right to live my own life as long as I don’t hurt anybody else</i>”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn5" linkindex="557" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a>. <span style="font-variant: small-caps;">K</span>ebebasan individu menjadi inti dari segala tindakan. Perempuan berhak untuk melakukan tindakan seksual aktif dan jika ia punya benih bayi yang mulai tumbuh dalam kandungannya sebagai hasil dari aktivitas seksualnya, itu bukan tanggungjawab dari perempuan itu atau temannya laki-laki. Jadi, keputusan untuk mengaborsi anak, itu tergantung dari keputusan wanita yang mengandungnya. Kalaupun ia melakukan tindakan aborsi, itu adalah haknya sebagai individu yang punya hak untuk melakukannya. Kaum individualisme bahkan menuntut akan meminimalisasi legalisasi berdasarkan aturan. Mereka berusaha agar individualime menjadi tindakan bebas, bertindak menurut mereka sendiri dan keinginan sendiri.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn6" linkindex="558" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Dalam pandangan kelompok pro-choice tentang janin, secara konsisten mengatakan bahwa embrio atau janin bukan suatu keberadaan manusia atau pribadi atau seseorang memiliki hak hidup yang kepadanya kita memiliki tanggungjawab.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn7" linkindex="559" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Argumentasi alkitabiah yang dibangun oleh kelompok ini adalah berdasarkan pada Kejadian 2:7, Ayub 34:14-15, Yesaya 57:16, Pengkhotbah 6:3-5 dan Matius 26:24 yang semuanya ditafsirkan ‘janin bukanlah manusia’ sebab belum dapat bernafas.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn8" linkindex="560" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Argumentasi ilmiahnya: (1) Argumentasi karena kesadaran diri, bahwa bayi hanyalah bagian dari tubuh manusia dan bukan manusia sampai dia memiliki kesadaran diri; (2) Argumentasi karena ketergantungan fisik, bahwa bayi adalah gangguan bagi daerah kekuasaan fisik seorang ibu sehingga seorang ibu berhak mengaborsinya; (3) Argumentasi karena keselamatan sang ibu, bahwa aborsi legal lebih aman dan menyelamatkan ribuan ibu dari kematian dibandingkan aborsi yang dilakukan diam-diam, sembarangan dan tidak bersih; (4) Argumentasi karena siksaan dan penyia-yiaan, bahwa kehamilan yang tidak diinginkan berakibat anak-anak mengalami penyiksaan dan disia-siakan orang tuanya dan aborsi merupakan solusi efektif; (5) Argumentasi karena cacat, bahwa kemajuan ilmu kedokteran dapat mengidentifikasi sejak dini bayi cacat yang dapat ditolak kelahirannya daripada menjadi beban keluarga dan masyarakat. (6) Argumentasi karena kebebasan pribadi sebagaimana keputusan Pengadilan Tinggi AS yang menghormati hak kebebasan pribadi wanita atas tubuhnya sehingga berhak mengeluarkan seorang bayi yang tidak diinginkan dari rahimnya sama seperti hak mengusir tamu dari rumah. (7) Argumentasi karena pemerkosaan, bahwa mempertahankan kehamilan dalam kondisi terhina akibat perkosaan merupakan sikap tidak bermoral dan wanita tidak harus dipaksa memiliki seorang bayi yang bertentangan dengan kemauannya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn9" linkindex="561" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Geisler menilai argumentasi alkitabiah yang memandang janin sebagai bagian dari tubuh manusia sama sekali tidak benar sebagaimana yang dimaksud Alkitab. Nafas tidak dapat menjadi ukuran dimulainya hidup manusia. Kehidupan manusia sudah ada sebelum adanya nafas saat kelahiran, yaitu dari saat pembuahan misalnya, Mazmur 51:7 “dalam dosa aku dikandung ibuku” atau Matius 1:20, “anak yang dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus”. Kelahiran merupakan permulaan kehidupan yang dapat dilihat orang, tetapi bukan permulaan kehidupan itu sendiri sebab seorang ibu dapat merasakan kehidupan dalam kandungannya saat bayi bergerak, kadang bahkan melonjak (Lukas 1:44). Kisah penciptaan Adam adalah kasus unik dan hanya Allah yang memberikan kehidupan bagi manusia dan bagaimana kehidupan diberikan pada saat pembuahan (Kejadian 4:1). </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Anak-anak yang mati karena keguguran memang tidak memiliki pengetahuan apapun (Pkh 6:3-5), tetapi bukan berarti mereka bukan manusia. Orang dewasa pun kelak akan mati dan mereka tetap manusia “sebab tidak ada pengetahuan dalam dunia orang mati kemana engkau akan pergi” (Pkh 9:10). Demikian juga bahwa tingkat pengetahuan bukan ukuran menilai bahwa seorang individu itu manusia atau bukan manusia. Kesadaran diri benar belum dimiliki oleh janin, tetapi juga pada mereka yang sedang tidur, koma, anak-anak kecil yang berumur satu setengah tahun maupun mereka yang kurang pendidikannya. Karenanya, kesadaran diri tidak dapat dijadikan patokan untuk tindakan aborsi. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Embrio bagi Geisler, bukanlah suatu perluasan dari sang ibu, sebab setelah 40 hari setelah pembuahan embrio itu sudah memiliki ilham, golongan darah dan sidik jari sendiri. Dan akhirnya, embrio itu hanya “bersarang” di dalam kandungan ibunya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn10" linkindex="562" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Menyikapi legalisasi aborsi, dapat dikatakan bahwa legalisasi aborsi justru membunuh jutaan bayi. Aborsi dapat dinilai sebagai bentuk penyiksaan anak yang paling buruk, penyiksaan melalui kematian yang kejam. Data Departemen Pelayanan Kesehatan dan Manusia sejak aborsi dilegalkan tahun 1973 sampai 1982, penyiksaan anak meningkat lebih dari 500 % dan 91 % dari mereka disiksa orang tua yang menginginkan anaknya. Aborsi terhadap janin cacat tidak dapat dibenarkan sebab sama seperti pembunuhan terhadap bayi atau eutanasia karena alasan genetik. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Hak kebebasan pribadi, menurut Geisler tidaklah mutlak sebab janin adalah manusia sejak pembuahannya dan aborsi jelas tindak pembunuhan. Aborsi merupakan tindakan lepas tanggung jawab setelah melakukan hubungan seksual bebas sebab “si tamu” datang karena diundang dan diusir karena tidak diinginkan. Benar kita semua menaruh simpati terhadap korban pemerkosaan, tetapi mengaborsi janin jelas tindak pembunuhan. Seharusnya kita menghukum pemerkosa yang bersalah, bukan bayi yang tidak berdosa. Daripada diaborsi, bayi itu lebih baik diadopsi oleh orang lain yang mau merawatnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn11" linkindex="563" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Pro-life</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Tidak ada aborsi: Keyakinan bahwa janin itu benar-benar manusia. </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Argumentasi alkitabiah yang dibangun antara lain: Lukas1:41,44; 2:12,16; Keluaran 21:22 bahwa bayi yang belum dilahirkan disebut anak-anak dan diciptakan Allah (Maz139:13) menurut gambar-Nya (Kejadian 1:27). Hidup mereka dilindungi undang-undang (Kel 21:22) sama seperti orang dewasa (Kej 9:6). Yesus sendiri menjadi manusia sejak dalam rahim Maria (Mat. 1:20-21; Luk 1:26-27).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn12" linkindex="564" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Secara ilmiah sejak dari pembuahan jenis kelamin pria atau wanita sudah ditentukan dan sesuai dengan kesaksian Alkitab (Kej 1:27). Anak-anak yang belum lahir memiliki karakteristik pribadi seperti dosa (Mazmur 51:5,7) tetapi dikenal dekat dan pribadi oleh Allah (Mzm 1349:15-16; Yer 1:5) bahkan sudah dipanggil Allah sebelum dilahirkan (Kej. 25:22-23; Hak 13:2-7; Yes 49:1,5; Gal 1:15). Anak yang belum lahir disebut secara pribadi dengan kata ganti orang yang sama seperti manusia lainnya (Yer 1:5). Secara ilmiah, bahwa ilmu pengetahuan lewat teknologi kedokteran membuktikan bahwa hidup manusia individual dimulai pada saat pembuahan di mana seluruh informasi genetik ada. Pada saat terjadi pembuahan, ketika sperma laki-laki (23 kromosom) dan sel telur wanita (23 kromosom) bersatu, manusia baru yang kecil yang terdiri dari 46 kromosom muncul dan sejak saat itu sampai kematiannya tidak ada informasi genetik baru yang ditambahkan. Semua yang ditambahkan di antara pembuahan dan kematian adalah makanan, air dan oksigen. Secara sosial, jelas bahwa embrio yang dikandung adalah manusia yang memiliki orang tua manusia. Tindakan aborsi adalah tindakan pembunuhan sama seperti pembunuhan anak bayi atau eutanasia karena melibatkan pasien yang sama, prosedur yang sama dan berakhir dengan hasil yang sama.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Aborsi telah dinyatakan bersalah oleh banyak masyarakat dan orang-orang moralis. Jika aborsi diterima maka kita mengakui diskriminasi dan berarti kita juga dapat menyingkirkan mereka yang cacat jasmani, para lansia, korban AIDS, pecandu obat-obatan maupun mereka yang terlantar. Kritik dilontarkan atas pandangan bahwa janin benar-benar manusia. Misalnya, bagaimana jika hidup sang ibu terancam? Bagaimana jika janin tidak sampai ke uterus untuk berkembang? Tidakkah kita berkewajiban menyelamatkan semua sel telur yang dibuahi agar tidak terjadi aborsi spontan, karena janin tidak sampai ke uterus? Bukankah hidup kembar identik dimulai sesudah pembuahan? Bagaimana dengan bayi yang tidak sempurna secara genetik, karena hanya mempunyai 45 kromosom (Syndrome Turner) atau yang memiliki 47 (Syndrome Down) ? Embrio bukanlah seorang pribadi manusia, tetapi hanya dalam keberadaan sebagai manusia. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Jawaban Geisler atas kritik itu sangat jelas. Aborsi secara medis dapat dibenarkan untuk kasus kehamilan tubal dimana pilihannya nyawa ibu atau bayinya. Geisler berpendapat bahwa secara moral dibenarkan mengambil setiap tindakan pencegahan medis untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Artinya adalah aborsi yang dilakukan bukan seperti yang dimaksudkan karena beberapa alasan: pertama, tujuannya bukanlah untuk membunuh bayi; maksudnya adalah untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Kedua, ini adalah masalah nyawa ganti nyawa, bukan satu situasi dimana ada permintaan untuk aborsi. Ketivhga, ketika hidup seseorang terancam, seperti sang ibu, seorang memiliki hak untuk mempertahankannya atas dasar membunuh untuk membela diri<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn13" linkindex="565" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">.</span></span></span></span></a> </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">John Stott mengatakan, “Menurut tradisi kristiani, nyawa seseorang boleh dicabut demi melindungi nyawa orang lain, misalnya dalam ikhtiar bela diri; tetapi tidak berhak membawa maut ke dalam suatu situasi dimana tidak ada maut dan ancaman maut”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn14" linkindex="566" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Kematian atau aborsi spontan dimana janin tidak sampai ke uterus, bukanlah tanggungjawab moral kita dan berbeda dengan aborsi buatan (karena permintaan). Aborsi spontan atau kematian alamiah karena keguguran bukan tugas moral kita mencampurinya. Kembar identik manusia sejak pembuahannya sampai pembelahannya tetap manusia 100% dengan masing-masing yang memiliki 46 kromosom. Akhirnya tidak ada perbedaan mendasar antara keberadaan sebagai manusia dan menjadi pribadi manusia, yang ada hanyalah perbedaan fungsional. Geisler menutup uraiannya dengan menyimpulkan bahwa kekudusan hidup merupakan fokus utama perdebatan soal aborsi sehingga kewajiban kita melindungi kekudusan hidup manusia</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">SIKAP ETIS KRISTIANI </span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Dalam perintah ke 6 berbunyi "Jangan Membunuh", maka dalam hal ini ada orang yang bertanya-tanya, dalam situasi dan kondisi yang rumit, apakah perintah ini berlaku? Dan kalau kita melihat konteksnya, maka perintah ini ditujukan untuk manusia. Dan sekarang yang menjadi masalah utama adalah tentang status fetus itu sendiri;</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Apakah fetus atau janin itu manusia atau bukan? Syarat apakah yang harus dimiliki "sesuatu" supaya dapat dianggap seorang manusia, jelasnya supaya memiliki hak hidup? Jika kita menganggap bayi yang belum dilahirkan bukan manusia, tetapi hanya benda, kapankah fetus itu dapat menikmati statusnya sebagai seorang manusia atau pribadi? Jika janin itu belum mempunyai status sebagai manusia, maka Abortus tidak dapat dicap sebagai pembunuhan, dan masalah kita dapat diselesaikan, tetapi jika itu adalah manusia yang sedang mengalami proses pertumbuhan secara kontinu, maka ini jelas merupakan suatu pembunuhan. Dalam hal ini, ada pendapat yang menyatakan bahwa sejak terjadinya konsepsi, seorang anak sedang dibentuk melalui proses yang alamiah dan terus-menerus, sel telur yang sudah dibuahi itu dalam waktu sembilan bulan lebih akan berkembang menjadi bayi yang mempunyai ratusan juta sel dan fetus mempunyai sistim sirkulasi sendiri dan otak. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Konsep Teologis</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Alkitab memberi nilai yang tinggi atas hidup manusia. Dalam Ul 5 :117 tertulis "Jangan Membunuh" dan dalam Kel 21:22-24 dipersoalkan tentang kasus pengguguran (Aborsi), khususnya mengenai kasus kecelakaan seorang wanita yang sedang mengandung, yang terlibat dalam perkelahian antara dua orang laki-laki, apabila si ibu hidup dan kandungannya gugur, maka orang tersebut harus ganti rugi, dan kalau ibu itu mati dan kandungannya juga gugur, maka harus nyawa ganti nyawa. Dalam hal ini ternyata orang Yahudi sangat menghargai hidup, termasuk hidup binatang (lih Ul 22:6,7). Alkitab juga memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan sudah dimulai pada saat konsepsi, dalam Mat 1:20 dituliskan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, dengan demikian Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia yang seutuhnya pada saat konsepsi.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Alkitab juga memandang bayi yang belum dilahirkan itu sebagai satu pribadi atau manusia. Mzm 139:13-16 mencatat tentang Daud, yang pada waktu dikandung sudah merupakan manusia dalam pemeliharaan Allah. Yer 1:5 mencatat "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Juga dalam ayat yang lain yakni Mzm 51:7 Daud mengaku bahwa sifat dosanya sudah ada sejak ia masih dalam kandungan.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Dalam Kej 1:26,27; 2:7 tertulis bahwa Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, yang menunjukkan bahwa hidup ini kudus dan sangat berharga di hadapan Allah yang telah menciptakannya. Maka dalam hal ini secara tegas Alkitab tidak membenarkan Aborsi, alasannya:</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Hidup manusia semata-mata Karunia Allah</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Tuhan mempunyai rencana keselamatan bagi setiap insan yang lahir ke dunia ini.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Manusia tidak berhak untuk mencabut hak hidup dari pada fetus ataupun embrio, yang<span> </span>berhak hanyalah Allah; jangan kita merampas hak Allah.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Oleh sebab itu, Sikap etis Kristiani dalam menanggapi masalah aborsi ini, pertama-tama harus dilihat dari prerogatif Allah, karena masalah memberi hidup atau mengambil hidup adalah urusan Allah. Semua orang Kristen percaya bahwa Allah yang mahakuasa adalah Allah pencipta segala sesuatu, pemberi hidup, pemelihara dan pengambil hidup. Dialah yang memberi nafas dan segala sesuatu kepada manusia, artinya bahwa hidup dan mati manusia adalah bagian dari Allah. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Selanjutnya, bagi kita sebagai orang Kristen meyakini bahwa terjadinya kehidupan manusia itu bukan acakan atau terjadi secara otomatis, melainkan merupakan karya keterampilan kreatif Allah. Seperti dikatakan dalam Mazmur 139:13, “Engkaulah yang membentuk buah pinggangku dan menenun aku dalam kandungan ibuku”, artinya bahwa, kehidupan manusia itu terjadi oleh karena ada penyebab yaitu Allah. Dia yang ‘membentuk’ manusia, dan ia mengenal sejak sebelum dalam kandungan (Yer.1:5). Selanjutnya, bahwa kehidupan manusia merupakan kontinuitas (<i>kesinambungan</i>) artinya bahwa manusia mempunyai identitas yang sama baik di dalam maupun di luar kandungan, sebelum maupun sesudah kelahiran, sebagai janin, bayi, pemuda, dan orang dewasa tetap sebagai pribadi yang sama. Kehidupan janin insani adalah suatu kehidupan insani, dengan potensi menjadi makhluk manusia yang seutuhnya. Dorothy I. Marx dalam bukunya <i>Itu kan Boleh?</i>, beliau mengatakan bahwa saat pertemuan merupakan saat penentuan kehidupan fetus dalam hal-hal: <i>a)</i> Sifat pembawaan yang kelak diperolehnya dari orangtuanya. <i>b)</i> Bakat-bakat serta IQ yang kelak dinyatakannya. <i>c)</i> Sifat-sifat pribadi yang kelak dimilikinya. <i>d)</i> Tinggi badannya kelak. <i>e)</i> Warna mata dan rambutnya. <i>f)</i> Kekuatan fisiknya dan mutu kesehatannya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn15" linkindex="567" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Berdasarkan hal ini, maka dapar dikatakan bahwa: <i>pertama, </i>walaupun janin berada di dalam kandungan ibunya selama 9 bulan dan mengalami suatu proses pembentukan dan pertumbuhan, namun kepribadiannya sudah terbentuk sejak ia mulai dikandung;<i> kedua,</i> walaupun janin berada di dalam kandungan selama 9 bulan, dan belum dapat disebut "Manusia Seutuhnya", tetapi peri-kemanusiaan sudah ada sejak ia mulai dikandung. Maka dalam hal ini, tindakan Aborsi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dibenarkan dan merupakan suatu pembunuhan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn16" linkindex="568" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Maka yang seharusnya kita pikirkan bahwa baik ibu yang mengandung maupun anak yang dikandung, sebagai dua makhluk manusia yang masing-masing berada dalam dua tahap pertumbuhan yang berbeda. Penghuni rahim ibu bukan ‘produk pembuahan’, melainkan seorang anak yang belum dilahirkan. John Stott, bahkan lebih lanjut mengatakan bahkan pengertian ‘kehamilan’ itu sendiri hanya menunjuk kepada suatu proses saja, yang sedang berlangsung dalam tubuh si ibu. Jadi, janin bukan sebagian dari tubuh ibunya, bukan pula makhluk insan yang potensial, melainkan sudah suatu kehidupan insani, yang meskipun belum matang, mempunyai potensi untuk bertumbuh menuju kepenuhan dari kemusiaan individualnya yang <i>sudah</i> dimilikinya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn17" linkindex="569" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a> Stephen Schwarz, dalam menanggapi isu aborsi ini<span> </span>menegaskan demikian, </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt;">“</span><i><span lang="IN" style="color: black; font-size: 11pt;">On the whole, apart from the rare instances where there are live births, abortion is the killing of the child. it is a deliberate and intentional killing, either because one wants the child dead, or because on chooses a method of removal that in fact constitutes killing”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn18" linkindex="570" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"></span></b></span></span></span></a> </span></i></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; line-height: 150%;"><span> </span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Mark Belz, dalam bukunya,<i> Suffer The Little Children: Christians, Abortion, and Civil Disobedience,</i> menyatakan sikapnya terhadap kasus aborsi:</span><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-size: 11pt;">“<i>We oppose abortion because we believe that abortion is the destruction of human life. But it is not just abortion in general and human life in general. We beliece that each abortion is the taking of the life of an individual human being</i>”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn19" linkindex="571" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Ia meneruskan alasannya berdasarkan konsep Alkitabiah dengan menyatakan:</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span lang="IN">“<i>The Bible teachers that every human being is created in the image of God, and the Sixth Commandment prohibith killing those created in God’s image. If abortion is the intentional, unjustified destruction of another human being, then abortion is a clear violation of that comandment.”</i><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn20" linkindex="572" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Jadi, sikap Kristen sangat tegas, bahwa aborsi merupakan suatu pelanggaran terhadap ketetapan Allah. Aborsi bukan merupakan pilihan Kristiani dalam kasus apapun.Verkuyl dalam bukunya <i>Etika seksual</i> menyimpulkan suatu pertibangan etis terhadap sikap penolakkan atas tindakan aborsi. Ia menyatakan bahwa kejujuran menuntut untuk mengakui tiga kenyataan. Pertama-tama, bahwa kehidupan manusiawi telah dimulai pada waktu konsepsi dalam rahim; yang kedua, bahwa setiap hidup manusiawi, juga hidup janin, <i>berhak</i> atas perlindungan; dan ketiga, setiap pengambilan keputusan, yang membinasakan hidup yang sedang mulai itu adalah <i>pembunuhan</i> hidup manusiawi yang sedang mulai.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn21" linkindex="573" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span></span></span></a></span><span lang="IN" style="color: black; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span> </span>Itulah sebabnya, aborsi merupakan dosa yang mengerikan. Bahwa merupakan suatu keberanian bagi kita manusia yang fana ingin berperan sebagai Allah untuk mencabut nyawa manusia. Orang-orang yang melakukannya bukan saja membunuh hidup melainkan menentukan siapa harus hidup. Akhirnya tidak ada alasan bagi kita untuk melegalkan tindakan aborsi. Aborsi adalah pelanggaran terhadap hukum Allah, dan Allah sangat membenci tindakan seperti itu.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="line-height: 150%;">KESIMPULAN</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><span> </span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Aborsi dalam kaitannya dengan kekristenan merupakan suatu isu moral dan<span> </span>teologis. menjadi rumit untuk diputuskan. Aborsi bisa dilakukan karena berbagai alasan yang mendasar dan mendesak, misalnya karena korban perkosaan, demi keselamatan ibu, karena masalah financial dan sebagainya. Maka, tindakan aborsi seringkali dijadikan pilihan terakhir ketika permasalahan mengenai janin. Isu sentral dari kasus ini adalah hakikat janin dalam kandungan ibunya, yaitu bagaimana kita berpikir tentang janin dalam rahim ibunya. Kasus aborsi dalam lingkup etika ditanggapi secara berbeda-beda. Ada yang berlaku pro-choice yang menitikberatkan hak-hak si ibu, yaitu privasi untuk memilih. Akibatnya aborsi dijadikan sebagai sesuatu yang legal. Tanggapan lain adalah pro-life, yang menitikberatkan hak-hak si bayi yang belum dilahirkan, dan khususnya hak untuk hidup. Kedua pandangan ini secara kristiani mempunyai dasar alkitabiah yang mendukung akan posisi-posisi mereka. </span><span style="line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><span> </span></span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Lalu bagaimana etika Kristen menyingkapi masalah ini? </span><span style="line-height: 150%;">T</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">ernyata</span><span style="line-height: 150%;">,</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;"> berdasarkan argumentasi Alkitabiah aborsi bukanlah pilihan Kristen. Alkitab tetap memandang bahwa tindakan aborsi adalh suatu pelanggaran terhadap Firman Allah dan hukum-hukum Allah. Dan manusia yang melakukannya bisa dianggap sebagai orang yang “menggantikan” posisi Allah sebagai permilik manusia, yang mana dengan berani menentukan siapa yang berhak untuk hidup dan yang berhak untuk mati. Akhirnya, secara kristiani, aborsi bukanlah pilihan kristiani dan Allah membenci tindakan aborsi tersebut. <i><span></span></i></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;"><b><span lang="IN">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Belz,<i> </i>Mark. <i>Suffer The Little Children: Christians, Abortion, and Civil Disobedience.</i> Illinois: Crossway Books, 1989 </span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Davis, John Jefferson.<i> Abortion and the Christian: What Every Believer Should Know.</i> New Jersey: Presbyterian and Reformed Publisher co, 1984</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Geisler,<i> </i>Norman L.<i> Etika Kristen: Pilihan dan Isu.</i> Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2000</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Gorman, Michael J. & Brooks,<i> </i>Ann Loar. <i>Holy Abortion?: A Theological Critique of the Religious Coalition for Reproductive Choice.</i> Oregon: Wipf and Stock Publishers, 2003</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Marx, Dorothy I. <i>Itu ‘Kan Boleh?.</i> Bandung: Yayasan Kalam Hidup, tt </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Salim,<i> </i>Peter. <i>The Contemporary English-Indonesian Dictionary.</i> Jakarta: Modern English Press, 1991</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Schwarz,<i> </i>Stephen. <i>The Moral Question of Abortion.</i> Chicago: Loyola University Press, 1990 </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Stott,<i> </i>John. <i>Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani: Penilaian Atas Masalah Sosial dan Moral Kontemporer,</i> terj G.M.A. Nainggolan. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1996</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Verkuyl,<i> </i>J. <i>Etika Kristen: Etika Seksuil.</i> Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982 </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Wenberg, Robert N. <i>Life in the Balance: Exploring the Abortion Controversy.</i> Grand Rapids, Michigan: Willian B. Eerdmans Publishing Company, 1985</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><span lang="IN">Zimbelman,<i> </i>Ernie. <i>Human sexuality and evangelical Christians.</i> Lanham: University Press of America, tt</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />
</div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-28179902630427952262010-11-23T17:35:00.000-08:002010-11-23T17:35:22.561-08:00“Penginjilan Kepada Roh-Roh di Dalam Penjara?”<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">“Dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara.”</span></i></b><b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;"> (1 Petrus 3:19)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Apakah maksudnya “Ia (yaitu Yesus Kristus) pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara” dalam 1 Petrus 3:19?</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jawaban umum dalam terhadap hal ini dapat diklasifikasi ke dalam dua golongan besar. Pertama, pendapat para bapa gereja, dan kedua, pendapat para sarjana modern. Bapa-bapa gereja (<em>patristic exegesis</em>)<em> </em>berpendapat bahwa “mereka yang dahulu … tidak taat” adalah khas contoh orang-orang berdosa<em> </em>dari zaman Nuh yang tidak berkesempatan mendengar Injil-dan tidak bertobat-sebelum inkarnasi TuhanYesus. Kesempatan untuk mendengar Injil tiba ketika dalam interval waktu di antara kematian dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus pergi ke penjara, atau, menurut terjemahan Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, “turun ke dunia orang mati dan menjanjikan keselamatan kepada mereka.” Pendapat modern memahami pemberitaan oleh Tuhan Yesus kepada roh-roh dalam penjara sebagai proklamasi atau pengumuman Tuhan Yesus tentang kemenangan-Nya di salib. Proklamasi ini terjadi setelah penderitaan Yesus, khususnya pada saat kenaikan-Nya ke surga (dengan atau tanpa menawarkan keselamatan), kepada malaikat-malaikat yang jatuh/berdosa. Bagian Alkitab yang biasanya dirujuk sebagai referensi pendukung terhadap pandangan ini ialah 2 Petrus 2:4, 5 (Allah menyerahkan malaikat-malaikat yang berdosa ke dalam neraka dan gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman). Dalam hal ini perlu diketahui bahwa dalam konteks ini, pemberitaan Injil-bukan deklarasi kemenangan-dilakukan oleh Tuhan Yesus melalui Roh-Nya di dalam diri dan melalui pelayanan para nabi Perjanjian Lama (1 Petrus 1:11). Pemberitaan ini ditujukan kepada “roh-roh” di dalam penjara, yaitu kepada “mereka [yaitu orang-orang] yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat” (ay 20).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tafsiran alternatif ini memandang kata “roh-roh” dalam 1 Petrus 3:20 dalam Alkitab Terjemahan Baru (1 dan 2) sebagai terjemahan berlebihan yang tidak perlu. Dalam teks Yunani, kata benda “roh-roh” (Yun: <em>pneumasin</em>)<em> </em>hanya ada dalam ay 19 dan tidak ada dalam ay 20. Bentuk datif ‘participle’ <em>apeithēsasin </em>dalam ay 20<em> </em>memang merujuk kepada <em>pneumasin </em>dalam ayat 19, namun ‘pneumasin’ dalam ayat 20 tidak secara otomatis berarti roh-roh manusia, atau “roh-roh mereka” seperti dalam Alkitab TB. Petrus memakai kata yang berasal dari kata dasar <em>apeitheō </em>juga dalam 2:8; 3:1 dan 4:17, dan semuanya merujuk kepada <em>orang</em>, dan bukan roh atau arwah, atau malaikat, yang tidak taat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kekayaan bahasa metaforis 1 Petrus (dan 2 Petrus), pemahaman tentang ketegasan modus pandang (<em>world-view</em>) Petrus serta ajarannya menuntut bahwa kata “roh-roh” yang dimaksudkannya <i>bukan berarti roh-roh manusia, melainkan manusia</i>, yaitu orang-orang. Oleh karena itu, maka Hasan Sutanto, dengan tepat menerjemahkan <em>apeithēsasin </em>sebagai orang-orang yang tidak taat, dan <em>bukan</em> roh-roh dari orang-orang yang tidak taat. Pemahaman terhadap ketegasan ajaran Petrus, baik di surat Petrus maupun di Kisah Para Rasul memustahilkan pelayanan pemberitaan Injil kepada roh-roh manusia dalam arti roh atau sosok tak berdaging tak bertulang, atau kepada arwah-arwah, atau kepada malaikat-malaikat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Selain Petrus, istilah <em>pneuma </em>(roh) dalam arti manusia atau ‘orang-orang’ dipakai juga beberapa kali oleh rasul Paulus. Paulus dapat memakai kata <em>pneuma</em> dalam arti <em>psuchē</em> (‘jiwa’; Filipi 1:27), atau <em>sarks </em>(tubuh); atau bahkan manusia secara keseluruhan (2 Korintus 2:13; 7:5). Doa Paulus pada bagian penutup dari beberapa suratnya yang menyatakan agar Tuhan Yesus atau kasih karunia-Nya menyertai roh para penerima suratnya (Filipi 4:23; 2 Timotius 4:22; Galatia 6:18) berarti bahwa Paulus berdoa agar Tuhan Yesus atau Roh Allah menyertai para penerima suratnya (dan bukan semata menyertai ‘roh’ mereka dalam kondisi terpisah dari tubuh jasmani). Pemakaian kata “roh” dalam arti “kamu” yaitu orang-orang yang menerima surat Paulus.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span> </span>Jadi, maksud dari Yesus pemberitaan Injil kepada roh-roh dalam penjara di sini<i> bukan berarti roh-roh manusia, melainkan manusia</i>, yaitu sebagai orang-orang yang tidak taat.</div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6912710221169550329.post-80618369789698072102010-11-23T17:13:00.000-08:002010-11-23T17:13:15.353-08:00ANALISA PERKATAAN YESUS: “ANGKATAN INI TIDAK AKAN BERLALU SEBELUM SEMUANYA ITU TERJADI”<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Nubuatan Tuhan Yesus dalam Markus 13:30; Mat 24:34; dan Lukas 21:32, mengenai “kapan” kedatangan-Nya untuk kedua kali merupakan nubuatan ayat yang kontroversial, sehingga menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda tergantung pada pola pemahaman orang-orang yang menafsirkannya. Penafsiran terhadap nubuatan ini terus menjadi persoalan yang sering diperdebatkan dengan tujuan untuk mencapai kebenaran yang mendekati pada kebenaran yang alk</span>i<span lang="IN">tabiah. Usaha ini juga bahkan sampai pada keekstriman pemahaman yang menafsirkan lebih jauh, dengan menghakimi bahwa 'Yesus telah berbuat satu kesalahan besar dalam memprediksi waktu <i>parousia</i>. Di</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">satu sisi juga dengan jelas Yesus pernah mengatakan bahwa Dia sendiri, malaikat pun tidak tahu kapan waktunya Dia akan datang kembali, hanya Bapa yang tahu.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Apakah sesungguhnya yang dimaksud oleh Yesus terhadap nubuatannya itu? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">ANALISA KONTEKS MARKUS 13:30; MATIUS 24:34; LUKAS 21:32</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Nubuatan ini merupakan khotbah Tuhan Yesus mengenai akhir zaman</span>,<span> </span>y<span lang="IN">ang dimulai dengan peristiwa di bait Allah ketika mereka keluar dan murid-murid berkata kepadanya tentang batu-batu dan gedung yang megah (Lih Markus13:1).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn2" linkindex="337" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Kemudian Yesus memberi jawaban yang mengejutkan, yaitu: “</span><i>T</i><i><span lang="IN">idak ada satu pun akan dibiarkan akan dibiarkan terletak di atas batu lain, semua akan diruntuhkan</span></i><span lang="IN">” (ayat 2). Kemudian ketika murid bertanya bilamana itu akan terjadi? Kemudian Yesus memperingatkan mereka supaya waspada agar jangan ada yang menyesatkan mereka, dan tentang kejadian-kejadian sebelum nubuatan itu terjadi (ayat 1-23). Banyak nabi palsu akan muncul, banyak kejadian-kejadian aneh akan terjadi, penderitaan akan terjadi. Maka kemudian nubuatan Yesus akan digenapi di masa sesudah hal ini semuanya terjadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Kemudian sesudah pembicaraan itu, Yesus mengemukakan suatu perumpamaan (pelajaran singkat) tentang pohon ara (ayat 28). Apabila pohon ara itu mulai bertunas, kita tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Oleh sebab itu, “jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahui bahwa waktunya sudah dekat. Kemudian baru Yesus mengatakan nubuatannya bahwa “Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya itu terjadi.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dari khotbah ini, maka kita dapat mengatakan bahwa apa yang dikatakan Yesus mengenai khotbahnya ini mencakup semua kejadian-kejadian sebelum nubuatan itu digenapi dan penggenapan nubuatan itu juga. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">PENAFSIRAN UMUM TERHADAP AYAT INI</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Nubuatan ini, sungguh merupakan perkataan yang sangat sulit untuk ditafsirkan, karena penafsirannya harus memperhatikan beberapa kejadian sesudah perikop itu dan bagaimana Yesus sendiri mengatakan bahwa ia sendiri tidak tahu kapan waktunya akan datang (parousia). Namun, terhadap nubuatan ini, tafsiran pernah dikemukakan secara berbeda oleh beberapa penafsir. 1) kebangkitan Yesus; 2) Kenaikan-Nya ke sorga; 3) Perang Yahudi dan keruntuhan Yerusalem bersama bait Allah</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn3" linkindex="338" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"></span></span></span></span></span></a><span lang="IN">; 4) kedatangan kembali pada hari terakhir<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn4" linkindex="339" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.</span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Menurut Jakob, bahwa sebenarnya yang dimaksudkan oleh nubuatan ini adalah mengenai “kedatangan kembali pada hari akhir”. Baginya itulah yang paling masuk akal, kesudahan segala sesuatu pada waktu Yesus datang kembali. Sebab pada waktu itu yang atas perintah Yesus tetap mendoakan setiap hati (datanglah kerajaan-Mu). Maka pada waktu itu juga, kerajaan itu akan datang dengan kuasa. Bukan lagi sebagai persiapan penghakiman terakhir melalui pemberitaan Injil Rahmat, melainkan dengan membinasakan semua orang yang tidak percaya, yang keras hati dan yang bersikap memusuhi.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn5" linkindex="340" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><u>SUATU ANALISA</u></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Berdasarkan penafsiran di atas, maka muncul juga beberapa kritikan terhadapnya, antaralain:</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Penafsiran yang mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah “pada waktu kebangkitan-Nya, tidak bisa diterima. Karena sesungguhnya Yesus belum masuk dalam kemuliaan Allah (Lih Yohanes 20:17, <i>Jangan pegang Aku, kata Yesus kepadanya, "karena Aku belum naik kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku, dan beritahukanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu"</i><span>)</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Kenaikkan-Nya ke sorga, ke dalam kerajaan-Nya, tetap tidak membawa Kerajaan itu dengan kuasa kepada kita, (Kis 1:6-8, <i>Ketika rasul-rasul itu berkumpul bersama-sama dengan Yesus, mereka bertanya kepada-Nya, "Tuhan, apakah sekarang Tuhan mau mendirikan kembali Pemerintahan bangsa Israel?" <span style="color: black;">Yesus menjawab, "Bapa-Ku sendiri yang menentukan hari dan waktunya. Itu tidak perlu kalian ketahui, sebab itu hak Bapa. Tetapi kalian akan mendapat kuasa, kalau Roh Allah sudah datang kepadamu. Dan kalian akan menjadi saksi-saksi untuk-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi."</span></i><span style="color: black;">)</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black;">Peristiwa runtuhnya kota Yerusalem pada tahun 70 M, bukan kedatangan kerajaan Allah dengan kuasa ke atas kota Yerusalem, melainkan bukti kuasa bangsa Roma (Luk 21:20-24, </span><i><span lang="IN">"Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung tentara, kalian akan tahu bahwa kota itu tidak lama lagi akan dimusnahkan. <span style="color: black;">Pada waktu itu haruslah orang yang berada di Yudea lari ke pegunungan. Mereka yang berada di dalam kota harus meninggalkan kota, dan mereka yang di luar kota jangan masuk ke dalam kota. Sebab hari-hari itu adalah 'Hari-hari Hukuman Dijatuhkan', supaya dengan demikian terjadilah apa yang sudah tertulis dalam Alkitab. Alangkah ngerinya hari-hari itu untuk wanita yang mengandung, dan ibu yang masih menyusui bayi! Negeri ini akan mengalami kesusahan yang besar, dan Tuhan akan menghukum bangsa ini. Ada yang akan dibunuh dengan pedang, ada pula yang akan dibawa sebagai tawanan ke negeri-negeri orang; dan orang-orang yang tidak mengenal Allah akan menginjak-injak Yerusalem sampai habis waktu yang sudah ditentukan Tuhan untuk mereka"</span></span></i><span lang="IN" style="color: black;">)</span><span lang="IN"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black;">Kedatangan pada hari terakhir, memang harus diakui bahwa nubuatan itu mencakup hari terakhir atau zaman akhir, namun harus juga diperhatikan bahwa Yesus tidak hanya berbicara soal kesudahan, dengan perkataan <i>sebelum semuanya itu terjadi</i> menyatakan bahwa yang dimaksud di sini juga mencakup semua apa yang akan terjadi pada waktu sebelum kejadian itu. </span><span lang="IN"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">DUA KATA KUNCI</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>“</b><b><span lang="IN">ANGKATAN</span>”</b><b><span lang="IN"> (<i>GENEA</i>)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Donald Gutrie, menafsirkan kata “angkatan ini” (<i>genea</i>), seperti yang ditulis dalam papirus kuno, kadang-kadang berarti “keluarga”, maka dapat diperkirakan bahwa kata <i>genea</i> dalam perikop ini ditunjukkan pada “keluarga” atau “bangsa Yahudi”. Sehingga dengan demikian, pernyataan itu dapat berarti sebagai suatu jaminan bahwa walaupun kesusahan itu demikian hebat, namun umat Allah tidak akan hilang sampai segala sesuatu yang dinubuatkan itu digenapi.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn6" linkindex="341" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Namun dengan penafsiran ini juga sulit diterima, karena jelas bahwa arti ini bukan merupakan arti yang biasanya dipakai untuk mengartikan kata <i>genea</i> ini.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn7" linkindex="342" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Pengertian lain yang lebih diterima adalah bahwa angkatan (genea) yang dimaksudkan adalah angkatan pada masa Yesus, yang turut menyaksikan pemusnahan Yerusalem pada tahun 70 M. Namun penafsiran ini juga kurang bisa diterima kalau dikaitkan dengan Markus 13:26, <i>Pada waktu itu Anak Manusia akan terlihat datang di dalam awan dengan kuasa besar dan keagungan.</i> Maka, tafsiran ini tidak ada hubungannya sama sekali. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Perlu diketahui bahwa kata-kata ini dalam Markus 13:30, bukanlah untuk memberitahukan saat atau hari tertentu bagi kedatangan-Nya yang kedua (Lih ayat 32) melainkan “<i>untuk menegaskan kepastian kedatangannya kembali”. Dimana pengertian ini diperkuat dengan perkataan selanjutnya</i>:<i> </i><span>“</span>Langit dan bumi akan berlalu , tetapi perataan-Ku tidak akan berlalu” (Markus 13:31).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Kata “angkatan ini” menurut penafsiran beberapa sarjana, memiliki dua kemungkinan penafsiran: pertama, menunjuk kepada generasi orang-orang yang mendengar kata-kata Yesus tersebut (temporal); yang kedua, kata-kata ini bisa dimengerti dalam pengertian kualitatif dan bukan soal waktu, artinya kata-kata ini menggambarkan baik orang Yahudi maupun yang tidak percaya, yang hidup sejak zaman Yesus hingga kedatangan-Nya yang kedua.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn9" linkindex="343" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dalam Injil-injil Sinoptik, yang banyak memakai kata “angkatan” (<i>genea) memiliki pengertian kualitatif maupun temporal. </i>F. Buchsel berkata: “angkatan ini” tidak selalu harus dimengerti secara temporal, tetapi bisa juga secara kualitatif. <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn10" linkindex="344" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><u> </u></span></span></span></span></a><u>D</u>alam Injil-injil sinoptik juga banyak ditemukan pemakaian kata <i>Genea</i>, misalnya, angkatan 'yang tidak setia dan berdosa' (Markus 8:38), angkatan 'yang jahat' (Mat 12:45; Luk11:29), angkatan 'yang jahat dan tidak setia' (Mat 12:39; 16:4), angkatan 'yang tidak percaya dan sesat' (Mat 17:17; bdk Luk 9:41; Mark 9:9).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn11" linkindex="345" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a> Kata “angkatan ini” tidak bisa dibatasi pada orang-orang Yahudi yang hidup pada masa Yesus mengatakan kalimat tersebut, karena konteks perkataan Yesus di sini jelas menunjuk pada dosa-dosa masa lalu (ayat 35) dan yang akan datang. Kita juga bisa jumpai dalam Matius 23:35-36,<i> “<span style="color: black;">Supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah oran</span></i></span><i><span style="color: black;">g</span></i><i><span style="color: black;"> <span lang="IN">yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya yang kamu bunuh diantara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya semuanyaq ini akan ditanggung <b>angkatan ini.</b>”, </span></span></i><span lang="IN" style="color: black;">Perhatikan bahwa “angkatan ini” di sini tidak dibatasi hanya kepada orang-orang Yahudi yang hidup pada waktu Yesus mengatakan kalimat tersebut, karena konteks perkataan Yesus di sini jelas menunjukkan pada dosa-dosa masa lalu (Mat 23:35) dan yang akan datang (ayat 34).</span><span lang="IN"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="color: black;">Dengan demikian, yang dimaksud dengan “angkatan ini” oleh Yesus adalah orang-orang Yahudi yang tidak setia, yang jahat, yang tidak percaya, yang hidup di masa lampau, sekarang, dan masa akan datang<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6912710221169550329#_ftn12" linkindex="346" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></span></span></span></a>. Dengan kata lain, angkatan yang sekarang menolak Yesus itu akan tetap ada hingga kedatangan-Nya yang kedua dan akan menerima penghakiman yang sepantasnya. Maka kalau dilihat dari penafsiran seperti ini, maka pernyataan Yesus di Markus 13:30, yang sedang kita selidiki merupakan kesimpulan logis dari firman-Nya dalam Markus 13 yang diawali dengan proklamasi keruntuhan Yerusalem sebagai hukuman atas kekerasan hati Israel. </span><span lang="IN"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">“SEMUANYA ITU”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Melihat konteks Yesus berbicara mengenai nubuatan ini, banyak orang membatasi dengan mengatakan bahwa sesungguhnya yang dimaksud oleh Yesus mengenai “<i>semuanya ini”</i> adalah hanya mencakup semua kejadian yang terjadi ketika keruntuhan Yerusalem tergenapi. Tidak benar dan tidak tepat jika kita memaksakan batasan bagi kalimat “sebelum semuanya itu terjadi.” Meskipun benar bahwa konteks bagi Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yesus dalam Markus 13 adalah nubuatan keruntuhan bait Allah (ay 2), namun firman itu juga mencakup nubuatan tentang terjadinya peperangan atau kabar tentang peperangan (ay.7), gempa bumi dan kelaparan (ay.8), pemberitaan Injil kepada semua bangsa (ay.10), penganiayaan karena nama Kristus (ay12-13), siksaan “sebelum yang belum pernah terjadi ... dan yang tidak akan terjadi” (ay.19), tanda-tanda di langit (ay 24), kedatangan Anak Manusia di awan-awan dengan segala kemuliaan dan kuasa (ay. 26). sebab itu, bila kemudian di ayat 30 Yesus berkata, “sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, <i>sebelum semuanya itu</i> terjadi,” maka tidak bisa dibatasi penggenapannya hanya pada generasi tanpa ada unsur pemaksaan penafsiran terhadapnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Jadi kata “semuanya” yang dimaksud oleh Yesus adalah semua peristiwa eskatologis yang telah Ia sebutkan, termasuk tentunya kedatangan-Nya di awan-awan. Apa yang hendak Tuhan tegaskan ialah bahwa semua peristiwa ini pasti akan terjadi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="IN">KESIMPULAN </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Dari beberapa penafsiran yang pernah dikemukakan oleh para penafsir di atas mengenai nubuatan Yesus dalam Markus 13:30, maka setelah menganalisanya, penafsiran yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata <i>Genea</i> dalam Markus 13:30 adalah orang-orang Yahudi yang jahat, tidak percaya, tidak setia, dan sesat, yang akan selalu ada, sejak dahulu, sekarang dan akan datang sampai kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Dan kata <i>semuanya itu</i> adalah semua peristiwa eskatologis yang telah Ia sebutkan seperti peperangan, gempa bumi, kelaparan dll, termasuk tentunya kedatangan-Nya di awan-awan (Parousia). Maka, dari nats ini, apa yang hendak Tuhan tegaskan ialah bahwa semua peristiwa ini pasti akan terjadi. Tujuannya lebih pada penegasan tentang kedatangan-Nya yang kedua kali itu adalah hal yang pasti, akan terjadi walaupun waktu kedatangan-Nya tidak ada seorang yang tahu pasti.</span></div><div><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /><div id="ftn12"><br />
<div class="MsoFootnoteText"><br />
</div></div></div>Darianus Mendrofahttp://www.blogger.com/profile/18152631836548820640noreply@blogger.com0